Selasa, 15 Oktober 2013

LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR HEWAN - JARINGAN OTOT

Judul Praktikum            : Jaringan Otot
Tujuan                            : Mengetahui macam-macam jaringan otot dari sediaan  
preparat histology berbagai organ dimana sel-sel tersebut
dapat dilihat.
Tanggal Praktikum        : 10 Oktober 2012

A.      Pendahuluan
Otot adalah sebuah jaringan dalam tubuh dengan kontraksi sebagai tugas utama. Otot  diklasifikasikan menjadi tiga jenis yaitu otot lurik, otot polos dan otot jantung. Otot menyebabkan pergerakan suatu organisme maupun pergerakan dari organ dalam organisme tersebut. Jaringan otot bertanggungjawab untuk pergerakan tubuh, terdiri atas sel-sel otot yang terspesialisasi untuk melaksanakan konstraksi dan berkonduksi (menghantarkan impuls). Di dalam sitoplasmanya ditandai dengan adanya sejumlah besar elemen-elemen kontraktil yang disebut miofibril yang berjalan menurut panjang serabut otot. Pada beberapa jenis otot, miofibril terdiri atas lempeng-lempeng terang dan gelap secara bergantian. Semua segmen gelap letaknya bersesuaian, demikian pula dengan segmen terangnya. Miofibril tersusun atas protein-protein kontraktil yaitu aktin dan miosin (Amir, 2001).
Pada dasarnya jaringan otot terdiri atas sel-sel otot yang sering disebut serabut-serabut otot. Jaringan otot pada dasarnya juga mengandung jaringan ikat yang biasanya menyelubungi otot. Struktur jaringan otot dikhususkan untuk melakukan gerakan, baik oleh badan secara keseluruhan maupun oleh berbagai bagian tubuh yang satu terhadap yang lain. Sel-sel otot sangat berkembang dalam fungsi kontraktil dan tidak begitu berkembang dalam hal konduktivitas. Kekhususan ini meliputi pemanjangan sel-selnya sesuai sumbu kontraksi (Amir, 2001).
Pada jaringan otot, sel-sel atau serat otot itu biasanya bergabung dalam berkas-berkas,  sehingga jaringan otot tidak hanya terdiri atas serat-serat otot saja. Karena harus melakukan kerja mekanis, serat-serat otot memerlukan banyak kapiler darah yang mendatangkan makanan dan oksigen, dan mengangkut keluar produk sisa toksik. Pembuluh-pembuluh darah itu terdapat di dalam jaringan ikat fibrosa, yang juga berguna untuk mengikat serat-serat otot menjadi satu dan sebagai pembungkus, pelindung sehingga tarikan dapat berlangsung secara efektif (Amir, 2001).
Jaringan otot di dalam tubuh kita terspesialisasi untuk kontraksi. Pergerakan bagian-bagian tubuh kita yang setiap hari kita lakukan selalu melibatkan kontraksi otot (Amir 2001).
Kemampuan jaringan otot untuk berkontraksi karena adanya protein otot yang disebut miofibril di dalam setiap sel-sel otot. Kemampuan berkontraksi inilah yang membedakan sel otot dan sel-sel lainnya di dalam tubuh. Selain itu, terdapat juga miofilamen yang merupakan benang-benang/filamen halus yang berasal dari miofibril (Guyton, 2007).
Di dalam miofilamen terdapat protein kontaraktil yang disebut aktomiosin (aktin dan miosin), tropopin dan tropomiosin. Ketika otot kita berkontraksi (memendek) maka protein aktin yang sedang bekerja dan jika otot kita melakukan relaksasi (memanjang) maka miosin yang sedang bekerja (Bevalander, 1988).
Bagian-bagian sel otot mempunyai sebutan khusus, membran selnya disebut sarkolema, sitoplasmanya disebut sarkoplasma, retikulum endoplasmanya disebut retikulum sarkoplasma, dan mitokondrianya disebut sarkosoma (Bevalander, 1988).
Di dalam tubuh kita terdapat tiga macam jaringan otot dengan karakteristik yang berbeda-beda. Ketiga jaringan otot tersebut adalah otot rangka, otot jantung, dan otot polos. Secara histologis otot rangka dan otot jantung tergolong sebagai otot lurik atau otot serat melintang, karena miofibrilnya memantulkan cahaya gelap dan terang berselang-seling yang berjajar teratur membentuk pita-pita vertikal terhadap poros otot (Bevalander, 1988).
Sel- sel otot terspesialisasi untuk kontraksi yaitu, mengandung protein kontraktil yang dapat berubah dalam ukuran panjang, dan memungkinkan sel – sel untuk memendek. Sel-selnya sering kali disebut serat-serat otot. Bila suatu serat otot  berkontraksi, ia menjadi lebih pendek dan lebar. Hal ini juga berlaku untuk setiap sarkomer “filament yang menyelip’’. Pada dasarnya mekanisme-mekansme ini melibatkan suatu perubahan dalam kedudukan relative dari filament-filament aktin dan myosin (Bevalander, 1988).
 Rangsangan suatu otot mengakibatkan kontraksi semua myofibril bersama-sama sampai tingkat maksimal. Ini dikenal sebagai hukum semua atau sama sekali tidak (all or none). Untuk beberapa waktu telah diketahui bahwa kontraksi itu (sebagian) tergantung pada terdapatnya ion kalsium dalam sarkoplasma yang mengelilingi myofibril. Akan tetapi sebelum diketemukan retikulum sarkoplasma  dan system T, peranan kalsium ini tidak jelas.  Rangsangan pada serat otot mngakibatkan polarisasi permukaan dengan cepat, yang kemudian meluas ke bagian dalam seratnya melalui tubula dari system (Guyton, 2007 ).
Jaringan otot juga terdiri atas sel – sel panjangyang berkontaksi ketika mendapat impuls saraf. Tersusun dalam susunan parallel di dalam sitoplaasma, serabut otot adalah sejumlah besar mikrofilamen yang terbuat dari protein kontraktil aktin dan myosin. Otot adalah jaringan yang paling banyak terdapat pada sebagian besar hewan, dan kontraksi otot merupakan bagian besar dari kerja seluler yang memerlukan energy dalam suatu makhluk hidup yang aktif (Bevalander, 1988).
 Serabut otot memiliki elemen kontraktil yang disebut myofibril. Adanya myofibril menyebabkan serabut otot memiliki kemampuan berkontraksi. Ada tiga jenis jaringan otot yaitu otot lurik, otot polos, dan otot jantung. Pada penampang melintang otot lurik tampak tersusun sebagai pita – pita yang sejajar, inti banyak  dan terletak pada bagian perifer di bawah sarkolemma. Myofibril otot lurik mengandung keping gelap dan terang secara bergantian dan tampak sebagai garis – garis gelap terang. Diantara serabut otot terdapat jaringan ikat longgar yang disebut endomesium (Bevalander, 1988).
Pada otot polos, inti lonjong dan terletak di tengah, myofibrilnya homogeny sehingga tidak tampak adanya keeping gelap dan terang. Berbeda dengan otot jantung memiliki garis – garis melintang, namun tidak sejelas otot lurik. Pada tempat tertentu terdapat kepng – keeping interkalar (Bevalander, 1988).
Sifat kerja otot dapat dibedakan atas 2 yaitu antagonis dan sinergis, antagonis adalah kerja otot yang kontraksinya menimbulkan efek gerak berlawanan, contohnya ekstensor (meluruskan ) dan fleksor (membengkokkan), abductor (menjauhi badan) dan adductor (mendekati badan), depressor (ke bawah), elevator  (ke atas), supinator (menengadah) dan pronator (menelungkup), sifat kerja yang kedua yaitu sinergis dimana otot-otot yang berkontraksi menimbulkan gerak searah, contohnya pronator teres dan pronator kuadratus (Bevalander, 1988).

B.       Alat dan bahan
Alat
Bahan
mikroskop
Preparat macam-macam jaringan otot
Buku

Atlas histologi



C.      Prosedur kerja










 



















D.      Hasil pengamatan
Kode
Gambar Hasil Pengamatan
Gambar Literatur
Keterangan

01



 






Gambar 1. Otot Jantung
Pembesaran 10x10



 






otot jantung

Otot jantung
1.Serat melintang
2.inti sel dipinggir banyak
3.Saraf tak sadar
 -     Rangsang lambat
-          Tidak mudah lelah





02






Gambar 2. Otot Lurik
Pembesaran 10x10


 






otot lurik

Otot lurik terdiri atas berkas serabut, setiap serabut merupakan untaian berkas yang disebut myofibril.


03






Gambar 3. Otot Serat Melintang
Pembesaran 10x10


 






otot serat melintang

Otot ini bekerja di bawah kesadaran. Pada otot lurik, fibril-fibrilnya mempunvai jalur-jalur melintang gelap (anisotrop) dan terang (isotrop) yang tersusun berselang-selang.


04





Gambar 4. Non-striated Muscle
Pembesaran 10x10

 





Non-striated Muscle

Otot polos mempunyai serabut kontraktil yang tidak memantulkan cahaya berselang-seling, sehingga sarkoplasmanya tampak polos dan homogen.





05





Gambar 5. Mamalia Streated Muscle
Pembesaran 10x10

 





Mamalia Streated Muscle

Kontraksinya menurut kehendak kita dan di bawah pengaruh saraf sadar.

06





Gambar 6. Mamalia involuntary muscle
Pembesaran 10x10

 





Mamalia involuntary muscle

Di dinding organ seperti perut dan usus dan kandung kemih dan darah kapal (yang tidak termasuk jantung).

E.   Pembahasan
1.  Preparat awetan otot lurik (Skeletal muscle)
Otot lurik terdiri atas berkas serabut, setiap serabut merupakan untaian berkas yang disebut myofibril. Setiap myofibril merupakan susunan linier sarkomer, unit dasar kontraktil otot. Otot ini disebut berlurik karena karena pengaturan subunit sarkomer pada myofibril yang bersebelahan membentuk pita – pita terang dan gelap (Campbel, Reece dan Mitchell 2006).
Tiap otot lurik strukturnya terdiri atas badan dan paling sedikit 2 tempat perlekatan/pertautan. Badan otot disusun oleh kumpulan serabut otot yang tersusun dalam berkas-berkas (fasciculi). Tiap berkas tersebut dipisahkan satu sama lain oleh lapisan jaringan ikat yang disebut perimisium dan kesemua fasikulus tersebut di luarnya dibungkus oleh lapisan jaringan ikat yang tebal disebut epimisium (Campbel, Reece dan Mitchell 2006).
Jaringan otot bisa ditutup oleh selapis selaput kolagen serta jaringan ikat dan bertautan dengan tulang melalui beberapa cara. Umumnya jaringan otot tersebut dilanjutkan oleh tendon yang selanjutnya bertautan dengan tulang (Campbel, Reece dan Mitchell 2006).
Namun  bisa juga jaringan otot langsung bertautan dengan tulang atau bergabung dahulu dengan jaringan ikat, akhirnya bertautan dengan tulang. Ortigo otot adalah tempat pertautan yang tetap/tidak dapat berpindah, sedang insersio adalah tempat pertautan pada atau dekat terjadinya gerakan tulang (Campbel, Reece dan Mitchell 2006).
2. Preparat awetan otot polos (Smooth muscle)           
Otot polos, dinamai demikian karena otot ini tidak memiliki penampilan berlurik, ditemukan dalam dinding saluran pencernaan, kandung kemih, arteri dan organ internal lainya. Sel–sel itu berbentuk gelondong. Otot polos berkontraksi lebih lambat dibandingkan dengan otot rangka, tetapi dapat berkontraksi dalam jangka lama (Supripto,  1994).
Jaringan otot polos mempunyai serabut-serabut (fibril) yang homogen sehingga bila diamati di bawah mikroskop tampak polos atau tidak bergaris-garis. Otot polos berkontraksi secara refleks dan di bawah.  pengaruh saraf otonom. Bila otot polos dirangsang, reaksinya lambat. Otot polos terdapat pada saluran pencernaan, dinding pembuluh darah, saluran pernafasan (Supripto,  1994).
3. Preparat awetan otot jantung (cardiac muscle)
Otot jantung, juga berlurik, memiliki ciri kontraktif yang serupa dengan otot rangka. Akan tetapi, berbeda dari otot rangka, serat otot jantung bercabang dan saling berhubungan melalui cakram berinterkalar, yang membantu menyerentakkan denyut jantung. kemampuannya berkontraksi secara ritmis dan secara terus–menerus sebagai akibat dari aktivitas sel otot jantung yang berpautan. kurang jantung manusia kurang lebih sebesar kepalan tangan anak kecil. Jantung adalah satu otot tunggal yang terdiri dari lapisan endothelium. Jantung terletak di dalam rongga thoracic, di balik tulang dada/sternum. Struktur jantung berbelok ke bawah dan sedikit ke arah kiri (Supripto,  1994).
Jantung hampir sepenuhnya diselubungi oleh paru-paru, namun tertutup oleh selaput ganda yang bernama perikardium, yang tertempel pada diafragma. Lapisan pertama menempel sangat erat kepada jantung, sedangkan lapisan luarnya lebih longgar dan berair, untuk menghindari gesekan antar organ dalam tubuh yang terjadi karena gerakan memompa konstan jantung (Bevalander, 1988).

F.       Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah jaringan otot terdiri atas beberapa otot yaitu, otot lurik, otot jantung dan otot  polos. Otot lurik yang diletakkan ke tulang oleh tendon bertanggung jawab atas pergerakan tubuh secara sadar. Otot jantung sel-selnya bercabang dan setiap ujung sel dihubungkan dengan cakram berinterkalar, yang merelai sinyal dari satu sel ke sel yang lain dalam satu waktu denyutan jantung. Otot polos berkontraksi lebih lambat dalam jangka waktu yang lama dan dikontrol oleh saraf.
Perbedaan spesifik dari ketiganya adalah otot lurik mengandung keping gelap dan terang, diantara serabut otot terdapat jaringan ikat longgar. Otot polos intinya lonjong dan terletak di tengah dan miofibrilnya homogen. Otot jantung intinya terletak ditengah, sel-selnya panjang dan bercabang, memiliki garis-garis melintang, namun tidak sejelas otot lurik.

G.      Daftar Pustaka
Amir. 2001. Sains Biologi. Ganeca exat : Bandung
Bevelander, Gerrit. 1988. Dasar–Dasar Histologi Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga.
Campbel, Reece dan Mitchell. 2006. Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta: Erlangga.
Guyton. 2007. Buku atlas histology. Edisi II. EGC : Jakarta
Suripto. 1994. Struktur Hewan. Bioogi ITB : Bandung


Tidak ada komentar:

Posting Komentar