Selasa, 15 Oktober 2013

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI TUMBUHAN - ANATOMI DAUN

LAPORAN PRAKTIKUM KE-8
ANATOMI BUNGA

A.           Pendahuluan
Bunga merupakan organ reproduksi pada tumbuhan, organ ini bukanlah organ pokok dan merupakan modifikasi (perubahan bentuk) dari organ utama yaitu batang dan daun yang bentuk, susunan, dan warnanya telah disesuaikan dengan fungsinya sebagai alat perkembangbiakan pada tumbuhan. Jika kita memperhatikan bagian dasar bunga dan tangkai bunga, bagian ini merupakan modifikasi dari batang, sedangkan kelopak dan mahkota bunga merupakan modifikasi dari daun yang bentuk dan warnanya berubah. Sebagian masih tetap bersifat seperti daun, sedangkan sebagian lagi akan mengalami metamorfosis membentuk bagian yang berperan dalam proses reproduksi. Terdapat dua jenis bunga yaitu bunga uniseksual dan biseksual. Uniseksual yaitu jika pada satu bunga hanya ada salah satu jenis alat pembiakan, disebut bunga jantan dan betina sedangkan bunga biseksual yaitu jika pada satu bunga hadir kedua jenis alat pembiakan, berarti bunga jantan dan betina gabung dalam satu bunga.
Pada umumnya bunga terdiri dari 4 bagian bunga dan tempatnya berturut-turut dari tepi luar bunga bagian tengah kaliks (kelopak), corolla (mahkota), andresium (kelamin jantan), ginesium (kelamin betina).
Bunga terdiri atas sebuah sumbu yang padanya organ-organ bunga yang lain tumbuh. Bagian dari sumbu yang merupakan ruas yang berakhir dengan tangkai bunga (pedisel). Ujung distal pedisel ini mengembang dengan panjang yang beragam dan bagian ini disebut reseptakael bunga (talamus). Organ-organ bunga melekat pada reseptakel. Sebuah bunga yang khas mempunyai empat macam organ. Organ-organ yang paling luar adalah sepal yang secara bersama-sama membentuk kaliks yang biasanya berwaran hijau dan ditemukan paling rendah kedudukannya pada reseptakel. Disebelah dalam sepal adalah corolla yang terdiri atas petal, pada umumnya berwarna yang membentuk perhiasan bunga. Bila semua perhiasan bunga itu sama, mereka disebut tepal. Di dalam perhiasan bunga dijumpai dua macam organ reproduksi, yang sebelah luar disebut stamen yang bersma-sama membentuk androsium, dan sebelah dalam di sebut karpel yang membentuk ginesium.
Fungsi biologi bunga adalah sebagai wadah menyatunya gamet jantan (mikrospora) dan betina (makrospora) untuk menghasilkan biji. Proses dimulai dengan penyerbukan, yang diikuti dengan pembuahan, dan berlanjut dengan pembentukan biji.

a)   Sepal dan Petal
a.    Baik sepal maupun petal menyerupai daun. Pada penampang melintang, kedua bagian bunga itu terdiri dari epidermis abaksial dan adaksial yang membatasi 3 atau 4 atau kadang-kadang hingga 10 lapisan sel isodiometris yang tak terdeferensiasi. Sel memanjang disertai banyak ruang antar sel. Di dalamnya terdapat berkas pengangkut. Mesofil kurang termodifikasi di banding dengan daun hijau, namun bisa pula terdapat idioblas seperti sel berisi kristal atau hipodermis, sedangkan rambut dan stomata sering ditemukan berwarna hijau berfotosintesis, sedangkan rambut dan stomata sering ditemukan pada sepal maupun petal.
b.    Pada tumbuhan yang terpolinasi oleh serangga fungsi utama corolla adalah untuk menarik serangga dan sebab itu merupakan bagian yang paling luas dan besar dari bunga. Pada tumbuhan yang terpolinasi oleh angin, corolla sering tereduksi atau bahkan tak ada. Warna petal adalah akibat kromoplas yang mengandung karotenoid dan cairan vakuola yang mungkin mengandung flavonoid, terutama antosianin dan berbagai kondisi pengubah seperti PH cairan vakuola. Dinding antiklinal dari epidermis petal dapat bergelombang atau beralur internal. Dinding luar dapat berbentuk konveks atau berupa papila. Pada papila tagetes, lapisan kutikula tebal dan membentuk lipatan.
b)       Stamen (Benang Sari)
a.    Benang sari terdiri atas kepala sari dan tangkai sari. Tangkai sari tersusun oleh jaringan dasar, yaitu sel-sel parenkimatis yang menyerupai vakuola, tanpa ruang antar sel. Sel-sel ini sering mengandung pigmen, epidermis dengan kutikula, trikhoma, mungkin stomata dan mungkin juga stomata tetap terbuka seperti pada hidatoda. Kepala sari mempunyai struktur yang sangat kompleks, terdiri atas dinding yang berlapis-lapis, dan dibagian terdapat loculus ruang sari (mikrosporangium) yang berisi butir-butir serbuk sari.
b.    Stamen terdiri dari tangkai sari atau filamen dan dibagian distal terdapat kepala sari atau antera. Pada antera biasanya terdapat dua bagian, masing-masing bercuping dua. Kedua bagian antera bersambungan di tengah dengan penghubung kepala sari, atau konektivum. Setiap bagian mengandung dua buah kantung sari atau kumpulan karpel yang bersatu menjadi ginesium. Biasanya terdiri dari 3 bagian, yakni bakal buah dengan bakal biji atau ovulum, tangkai putik atau stylus, serta kepala putik atau stigma yang strukturnya memudahkan polinasi.
c.       Jumlah lapisan dinding kepala sari bervariasi. Lapisan dinding ini merupakan diferensiasi dari lapisan parietal primer, yang terletak disebelah dalam epidermis. Epidermis merupakan lapisan dinding terluar, kadang-kadang berbentuk papila. Endotesium, terletak di bawah epidermis. Pada waktu kepala sari masak, endotesium membentuk dinding sekunder, pada bagian antiklinal dan dinding tangensial bagian dalam. Penebalan antiklinal menyebabkan terbentuknya struktur yang berserabut oleh karena itu endotesium sering disebut lamina fibrosa. Lapisan tengah terletak sebelah dalam endotesium, yang terdiri atas 2-3 lapisan sel. Pada waktu kepala sari masak, sel-selnya terdesak oleh endotesium, sehingga lapisan ini disebut pula lapisan tertekan. Tapetum, merupakan lapisan terdalam dari dinding kepala sari. Sel-selnya mengandung protoplas yang padat dengan inti yang jelas. Tapetum mempunyai fungsi nutritif bagi sel induk serbuk sari maupun serbuk sari yang masih muda. Serbuk sari yang telah masak keluar melalui lubang yang terjadi pada dinding antera yang disebut stomium. Serbuk sari berasal dari sel induk serbuk.
c)        Karpel
a.       Pada bunga bisa ditemukan satu helai karpel atau lebih. Jika terdapat dua karpel atau lebih, maka karpel dapat lepas satu dari yang lain (ginesium apokarp, seperti pada Rosa sp) atau karpel berlekatan dengan cara yang bermacam-macam (ginesium sinkarp, seperti pada Lycopersicon dan Carica papaya). Pada ginesium sinkarp, ada dua cara perlekatan karpel. Yang pertama, karpel berlekatan dengan kondisi terlipat dan muka abaksial melekat pada muka abaksial.disini terbentuk ginesium beruang dua atau beruang banyak. Yang kedua, pelekatan terjadi dalam keadaan terlipat atau setengah terlipat dan terbentuk ginesium beruang satu. Pada ginesium biasanya dapat dibedakan bagian bawah yang fertil, yakni bakal buah atau ovarium, bagaian tengah yang steril, yakni tangkai putik atau stylus, dan yang paling ujung adalah kepala putik atau stigma.
d)     Stigma dan Stylus
a.    Stigma dan stylus mempunyai struktur yang khusus yang memungkinkan butir-butir polen mampu berkecambah pada stigma dan buluh polen mampu menembus ovulum. Epidermis stigma berkelenjar, dan sel-selnya kaya akan protoplasma. Kadang-kadang lapisan disebelah dalam epidermis membentuk jaringan yang berkelenjar, yang fungsinya sama dengan yang terdapat pada epidermis. Pada beberapa tumbuhan, sel-sel epidermis berkembang menjadi rambut-rambut yang panjang dan bercabang. Misalnya pada tumbuan Graminea dan tumbuhan lain yang penyerbukannya dilakukan oleh angin.
b.   Stylus merupakan bagian karpel yang memanjang ke atas (distal). Pada kebanyakan angiospermae, stylusnya padat dan jaringan di tengah terspesialisasi menjadi jaringan transmisi yang merupakan jalan bagi buluh serbuk sari untuk mencapai bakal biji. Stylus ada yang berongga dan ada yang padat. Pada stylus yang berongga, butir sari berkecambah dan menghasilkan tabung sari yang kemudian tumbuh melalui tepi rongga tangkai sari yang dilapisi sel sekresi. Pada stylus padat melalui jaringan transmisi. Jaringan transmisi  menyediakan nutrisi yang berfungsi untuk membantu pertumbuhan buluh serbuk sari melalui stylus. Jaringan dasar stylus bersifat parenkim dan ditembus oleh berkas pembuluh angkut.
e)   Bakal buah dan Bakal biji
a.    Setiap bakal biji atau ovulum melekat pada dinding ovarium dengan adanya tangkai bakal biji (funikulus) yang mengandung satu berkas pembuluh. Bakal biji terdiri dari jaringan tengah atau nuselus, dilingkari dengan integumen dalam dan integumen luar. Kedua integumen mengelilingi satu saluran yang bermuara di pori, disebut mikropil. Daerah nukleus, integumen, dan funikulus berhubungan disebut kalaza, sering terletak berhadapan dengan mikropil. Tabung sari tumbuh melalui mikropil di saat fertilisasi. Sebagaimana pada tapetum antera, nukleus biasanya sudah tak ada ketika bakal biji mencapai taraf dewasa karena telah berdegenerasi.
b.     Bakal buah dibedakan menjadi dinding bakal buah dan ruang bakal buah. Pada bakal buah beruang banyak terdapat sekat pemisah. Bakal biji atau ovulum terdapat pada daerah dinding bakal buah dalam (adaksial) yang disebut plasenta.
Beberapa bunga memiliki warna yang cerah yang berfungsi sebagai pemikat hewan pembantu penyerbukan. Beberapa bunga yang lain menghasilkan panas atau aroma yang khas, juga untuk memikat hewan untuk membantu penyerbukan. Bunga hampir selalu berbentuk simetris, yang sering dapat digunakan sebagai penciri suatu takson. Ada dua bentuk bunga berdasar simetri bentuknya: aktinomorf ("berbentuk bintang", simetri radial) dan zigomorf (simetri cermin). Bentuk aktinomorf lebih banyak dijumpai.
Bunga disebut bunga sempurna bila memiliki alat kelamin jantan (benang sari) dan alat betina (putik) secara bersama-sama dalam satu organ. Bunga yang demikian disebut bunga banci atau hermafrodit. Suatu bunga dikatakan bunga lengkap apabila memiliki semua bagian utama bunga.) yaitu sebagai berikut:
Ø  Kelopak bunga atau calyx;
Ø  Mahkota bunga atau corolla yang biasanya tipis dan dapat berwarna-warni untuk memikat serangga yang membantu proses penyerbukan.
Ø  Alat kelamin jantan atau androecium (dari bahasa Yunani andros oikia: rumah pria) berupa benang sari
Ø  Alat kelamin betina atau gynoecium (dari bahasa Yunani gynaikos oikia: "rumah wanita") berupa putik.
Organ-organ yang berlainan dalam tumbuhan berbunga menghasilkan dua jenis spora pembiakan, yaitu debunga (spora jantan) dan ovul (spora betina). Bagaimanapun, kedua-dua jenis spora ini berada bersama-sama dalam strobilus (iaitu sekumpulan sporofil yang kelihatan seakan-akan kon) bisporangiat (terdiri daripada mikrosporofil dan megasporofil) yang merupakan bunga yang tipikal.
Bunga dianggap sebagai tangkai terubah suai (Eames, 1961).  Buku-buku pada ruas yang pendek menghasilkan struktur-struktur yang dapat diubah suai untuk menjadi daun. Pada dasarnya, sebuah struktur bunga terbentuk pada tunas terubah suai atau paksi yang mempunyai meristem apeks yang tidak bertumbuh secara berterusan. Tangkai digelarkan pedikel, dan hujungnya mempunyai torus atau pudung. Bahagian-bahagian bunga diatur dalam bentuk sepusar di sekeliling torus.
Fungsi bunga ialah untuk menjadi pengantara bagi penyatuan gamet jantan dan gamet betina. Proses ini diistilahkan sebagai pendebungaan. Banyak bunga bergantung kepada angin untuk menggerakkan debunga antara bunga-bunga spesies yang sama. Ada juga yang bergantung kepada haiwan, khususnya serangga untuk berbuat demikian. Tempoh masa yang mana proses ini dapat dilakukan (iaitu bunga telah menjadi matang dan berfungsi) digelarkan antesis. Banyak bunga dalam [alam semula jadi]] telah dievolusikan untuk menarik haiwan-haiwan untuk mendebungakan bunga. Pergerakan-pergerakan agen pendebungaan memberikan peluang untuk penggabungan semula genetik dalam populasi tumbuhan yang tersebar. Bunga yang didebungakan oleh serangga dinamakan bunga berentomofili (secara harfiah, "cinta akan serangga").
Bunga-bunga biasanya mempunyai kelenjar yang digelarkan nektarin pada berbagai-bagai bahagiannya untuk menarik haiwan-haiwan. Burung dan lebah merupakan pendebunga yang biasa: kedua-dua haiwan ini mempunyai penglihatan warna dan memilih bunga yang berwarna-warni. Sebilangan bunga mempunyai corak-corak yang dinamakan panduan madu bunga yang menunjukkan tempat madu bunga kepada pendebunga-pendebunga; corak-corak hanya dapat dilihat oleh kita di bawah cahaya ultraunggu, tetapi corak-corak itu boleh dinampak oleh lebah-lebah dan sebilangan serangga yang lain.
Bunga-bunga juga menarik pendebunga-pendebunga melalui bau. Banyak bau adalah harum bagi kita, tetapi bukan kesemuanya. Sebilangan tumbuhan, seperti Rafflesia, titan arum, dan pawpaw Amerika Utara (Asimina triloba) didebungakan oleh lalat dan oleh itu, menghasilkan bau daging basi. Bagaimanapun, pendebunga-pendebunga tertarik kepada tumbuhan, mungkin disebabkan hendak mencari madu bunga untuk makan. Penyusunan stamen memastikan bahawa butir-butir debunga dipindahkan kepada tubuh-tubuh pendebunga. Dalam pengumpulan madu bunga daripada banyak bunga dalam spesies yang sama, pendebunga memindahkan butir-butir debunga yang terlekat pada tubuhnya antara semua bunga yang dilawati.
Bunga-bunga untuk spesies yang lain diperdebungakan oleh angin (umpamanya rumput-rumput) oleh sebab bunga-bunga ini tidak perlu menarik pendebunga, bunganya tidak begitu menonjol. Bunga-bunga yang didebungakan oleh angin dirujuk sebagai bunga beranemofi. Sedangkan butir-butir bunga berentomofili cenderung bersifat besar, melekat, serta kaya dengan protein (lagi satu "faedah" untuk pendebunga), butir-butir debunga untuk bunga beranemofili biasanya kecil, amat ringan, dan tidak mempunyai banyak nilai pemakanan kepada serangga walaupun ia masih dikumpulkan semasa kekurangan makanan. Lebah madu dan kumbang bumbel berkumpul debunga jagung secara aktif, walaupun debunga ini tidak berguna kepada serangga-serangga itu.
Terdapat banyak kekeliruan tentang peranan bunga dalam alergi. Umpamanya, pokok Solidago (bahasa Inggeris: goldenrod) yang bersifat entomofili sering disalahkan untuk rinitis alergi, walaupun debunganya bukan debunga bawaan udara. Sebaliknya, alergen untuk penyakit itu biasanya ialah debunga Ambrosia (bahasa Inggeris: ragweed) yang bersifat anemofili dan dapat melayang-layang sehingga beberapa kilometer.
Pada awalnya, nama Angiospermae dimaksudkan oleh Paul Hermann (1690) bagi seluruh tumbuhan berbunga dengan biji yang terbungkus dalam kapsula, dan dipertentangkan dengan Gymnospermae sebagai tumbuhan berbunga dengan buah achene atau berkarpela terbelah. Dalam pengertiannya, keseluruhan buah atau bagiannya dianggap sebagai biji dan "terbuka". Kedua istilah ini dipakai oleh Carolus Linnaeus dengan pengertian yang sama tetapi digunakan sebagai nama-nama dari kelas Didynamia. Ketika Robert Brown pada tahun 1827 menemukan bakal biji yang benar-benar terbuka (tak terlindung) pada sikas dan tumbuhan runjung, ia memberikan nama Gymnospermae bagi kedua kelompok tumbuhan ini. Tahun 1851 Wilhelm Hofmeister menemukan perubahan-perubahan yang terjadi pada kantung embrio dari tumbuhan berbunga (penyerbukan berganda). Hasil penemuan ini menjadikan Gymnospermae sebagai kelas yang benar-benar berbeda dari dikotil, dan istilah Angiospermae mulai diterapkan untuk semua tumbuhan berbiji yang bukan kedua kelompok yang disebutkan Robert Brown. Pengertian terakhir inilah yang masih bertahan hingga sekarang.
Dalam sistem taksonomi modern, kelompok tumbuhan berbunga ditempatkan pada berbagai takson. Selain Angiospermae, kelompok ini disebut juga dengan Anthophyta ("tumbuhan bunga"). Sistem Wettstein dan Sistem Engler menempatkan Angiospermae pada tingkat subdivisio. Sistem Reveal memasukkan semua tumbuhan berbunga dalam subdivisio Magnoliophytina, namun pada edisi lanjut memisahkannya menjadi Magnoliopsida, Liliopsida, dan Rosopsida. Sistem Takhtajan dan sistem Cronquist memasukkan kelompok ini ke dalam tingkat divisio dengan nama Magnoliophyta. Sistem Dahlgren dan sistem Thorne (1992) menggunakan nama Magnoliopsida dan meletakkannya pada tingkat kelas. Saat ini, sistem klasifikasi yang paling akhir, seperti sistem APG (1998) dan sistem APG II (2003), tidak lagi menjadikannya sebagai satu kelompok takson tersendiri melainkan sebagai suatu klade tanpa nama botani resmi dengan nama angiosperms (sistem ini menggunakan nama-nama bahasa Inggris atau diinggriskan untuk nama-nama tidak resmi).
Bunga adalah bagian tumbuhan yang mengandung organ reproduksi, yaitu putik, benangsari, kelopak bunga, dan mahkota bunga. Sama seperti halnya mahluk hidup lain, tumbuhan juga bereproduksi untuk mempertahankan kelangsungan spesiesnya. Tumbuhan berbunga melakukan reproduksi dengan cara membentuk biji. Biji terbentuk dengan jalan reproduksi seksual yaitu bergabungnya sel kelamin jantan dari serbuk sari dengan sel kelamin betina dari bakal buah.
Serbuk sari harus masuk ke bagian dalam bunga betina (putik) agar terjadi pembuahan. Ada bunga yang melakukan penyerbukan sendiri, yaitu benang sari berasal dari bunga yang sama. Ada penyerbukan dari bunga lain yang sejenis. Ada berbagai cara agar serbuk sari masuk ke dalam kepala putik. Serbuk sari menempel di seluruh bulu lebah dan kakinya, ketika hinggap di bunga lain serbuk sari akan jatuh ke dalam kepala putik dan membuahinya. Organ reproduksi betina adalah daun buah atau carpellum yang pada pangkalnya terdapat bakal buah (ovarium) dengan satu atau sejumlah bakal biji (ovulum, jamak ovula) yang membawa gamet betina) di dalam kantung embrio. Pada ujung putik terdapat kepala putik atau stigma untuk menerima serbuk sari atau pollen. Tangkai putik atau stylus berperan sebagai jalan bagi pollen menuju bakal bakal buah.
Walaupun struktur bunga dikatakan sebagai struktur tumbuhan yang "umum", spesies tumbuhan menunjukkan modifikasi yang sangat bervariasi. Modifikasi ini digunakan botanis untuk membuat hubungan antara tumbuhan yang satu dengan yang lain. Sebagai contoh, dua subkelas dari tanaman berbunga dibedakan dari jumlah organ bunganya: tumbuhan dikotil umumnya mempunyai 4 atau 5 organ (atau kelipatan 4 atau 5) sedangkan tumbuhan monokotil memiliki tiga organ atau kelipatannya.



B.     Alat dan Bahan
No
Alat
Bahan
1
Mikroskop Cahaya/listrik
Bunga sepatu
2
Buku gambar
Buga daun kupu-kupu
3
Pensil warna
Bunga pepaya
4
Penggaris
aquades
5
Silet/cutter

6
Kaper glass

7
Objek glass


C.    Prosedur Kerja
Buatlah sayatan memanjang pada setiap bagian preparat
 



Letakan seluruh sayatan kaca objek dengan reagent air
            Gambar dan warnai dan berikan keterangan secara lengkap
Amati sayatan yang telah dibuat denga mikroskop
 











D.    Hasil Pengamatan
NO
Hasil Photo
Gambar Literatur Morfologi
Klasifikasi
1
Anatomi bunga pepaya betina dan jantan
 






Perbesaran 15X10

Kelopak Bunga
Pepaya

Morfologi bunga papaya betina dan jantan
 









Kingdom         : Plantae
Subkingdom   : Tracheobionta
Super Divisi    : Spermatophyta
Divisi              : Magnoliophyta Kelas               :  Magnoliopsida
Sub Kelas        : Dilleniidae
Ordo                : Violales
Famil               : Caricaceae
Genus              : Carica
Spesies            : Carica papaya







Perbesaran 15X10
Mahkota bunga
papaya








Anatomi Stylus
bunga papaya


                                      






Perbesaran 15X10
Anatomi Pollen
bunga papaya









Perbesaran 15X10
Anatomi Felamen bunga papaya







Perbesaran 15X10
Anatomi ovarium bunga papaya
2
Anatomi felamen bunga sepatu
 







Perbesaran 15X10
Morfologi bunga sepatu
Kingdom          : Plantae Subkingdom    : Tracheobionta
Super Divisi     : Spermatophyta
Divisi               : Magnoliophyta
Kelas                : Magnoliopsida
Sub Kelas         : Dilleniidae
Ordo                 : Malvales
Famili               : Malvaceae
Genus               : Hibiscus
Spesies             : Hibiscus rosa-sinensis L.







Perbesaran 15X10
Anatomi kelopak bunga sepatu







Perbesaran 15X10
Anatomi mahkota bunga sepatu







Perbesaran 15X10
Anatomi ovarium bunga sepatu








Perbesaran 15X10
Anatomi stylus bunga sepatu







Perbesaran 15x10
Anatomi pollen bunga sepatu
3
Anatomi felamen bunga kupu-kupu
 







Perbesaran 15X10
Morfologi bunga kupu-kupu
Kingdom         : Plantae
Subkingdom   : Tracheobionta
Super Divisi    : Spermatophyta
Divisi              : Magnoliophyta
Kelas              : Magnoliopsida
Sub Kelas       : Rosidae
Ordo               : Fabales
Famili             : Fabaceae
Genus             : Bauhinia
Spesies           : Bauhinia
purpurea







Perbesaran 15X10
Anatomi Kelopak bunga kupu-kupu







Perbesaran 15X10
Anatomi mahkota bunga kupu-kupu


 






Perbesaran 15X10
Anatomi stylus bunga kupukupu







Perbesaran 15X10
Anatomi pollen bunga kupu-kupu







Perbesaran 15X10
Anatomi ovarium bunga kupu-kupu







E.     Pertanyaan dan Jawaban
1.      Bagaimana perbedaan struktur antara Hibiscus rosa-sinensis dan Bauhinia purpurea?
Jawaban:

Hibiscus rosa-sinensis
Bauhinia purpurea
Calyx (kelopak)
Tidak mempunyai trikom
Mempunyai trikom
Corolla (mahkota)
Terlihat struktur parenkim dan mempunyai pigmen fikoeritrin
Tidak terlihat struktur parenkim dan mempunyai pigmen fikoeritrin di bagian epidermisnya
Polen
Bentuknya bulat dan mempunyai trikom
Bentuknya bulat tetapi tidak  mempunyai trikom
Stylus
Tidak mempunyai trikom
Mempunyai trikom
Ovarium
Ovulumnya berbentuk seperti bintang
Ovulumnya berbentuk bulat memanjang (elips)

2.      Berikan fungsi masing-masing bagian!
       Jawaban:
  Calyx (kelopak) umumnya berwarna hijau karena sel-sel parenkim yang membentuknya mengandung kloroplas. Corolla (mahkota) biasanya berwarna-warni diakibatkan karena sel-sel parenkimnya banyak mengandung kromoplas dan atau cairan vakuolanya mengandung antosianin. Bagian reproduktif suatu bunga terdiri dari stamen dan karpel. Stamen terdiri dari filament dan anther. Karpel merupakan unit dasar pembentuk putik. Setiap karpel terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian yang membentuk ovarium, membentuk stylus dan membentuk stigma. Pada bagian tepi karpel yang membentuk ovarium terdapat plasenta. Plasenta ini merupakan tempat melekatnya bakal biji (ovulum).
3.      Berikan kesimpulan!
Jawaban:
Bunga merupakan organ reproduksi pada tumbuhan, organ ini bukanlah organ pokok dan merupakan modifikasi (perubahan bentuk) dari organ utama yaitu batang dan daun yang bentuk, susunan, dan warnanya telah disesuaikan dengan fungsinya sebagai alat perkembangbiakan pada tumbuhan. Secara anatomi, petal dan sepal pada bunga mempunyai struktur yang sama (sel-sel parenkimatis), parenkim dasar terletak diantara epidermis atas dan bawah (mesofil). Sistem pembuluh terletak di jaringan dasar. Sel-sel mengandung Kristal, idioblas, saluran sel getah dan pada jaringan dasar berhubungan dengan sel pembuluh. Stamen terdiri dari anther dan filament. Filament tersusun dari jaringan dasar (sel-sel parenkimatis yang mempunyai vakuola tanpa ruang antar sel). Sel mengandung pigmen, epidermis memiliki kutikula dan trikoma, ada pula stomata. Anther memiliki dnding berlapis-lapis dan bagian dalam terdapat loculus berisi pollen. Karpel terdiri dari stigma, stylus dan ovary. Stigma dan stylus memiliki epidermis berkelenjar, sel-sel kaya akan protoplas, ada pula epidermis yang berkembang menjadi trikoma. Dinding ovarium terdiri atas jaringan parenkimatis dan jaringan vaskuler dilindungi oleh epidermis tabung pollen. Bakal biji (ovulum) terdiferensiasi menjaid nuselus yaiu jaringan yang menyelubungi badan sentral dengan integument yang jumlahnya satu atau dua menyelubungi nuselus.

F.     Daftar Pustaka
Agustina, Tri Wahyu. 2010. Anatomi Tumbuhan. Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN SGD: Bandung
Firza. 2011. Anatomi Tumbuhan. http://firza-zone.blogspot.com/2011/10/anatomi-tumbuhan.html Diakses tanggal 06 Mei 2013
Hidayat, Estiti B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Penerbit ITB: Bandung

Jawahar. 2013. Anatomy of a Hibiscus – Part 2 (Extreme Macro). http://juridicious.com/2013/03/14/anatomy-of-a-hibiscus-part-2-extreme-macro/. Diakses tanggal 06 Mei 2013

Team Dosen. 2013. Buku Petunjuk Praktikum Anatomi Tumbuhan. Bandung: UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar