LAPORAN PRAKTIKUM KE-8
ANATOMI BUNGA
A.
Pendahuluan
Bunga merupakan organ reproduksi pada
tumbuhan, organ ini bukanlah organ pokok dan merupakan modifikasi (perubahan
bentuk) dari organ utama yaitu batang dan daun yang bentuk, susunan, dan
warnanya telah disesuaikan dengan fungsinya sebagai alat perkembangbiakan pada
tumbuhan. Jika kita memperhatikan bagian dasar bunga dan tangkai bunga, bagian
ini merupakan modifikasi dari batang, sedangkan kelopak dan mahkota bunga
merupakan modifikasi dari daun yang bentuk dan warnanya berubah. Sebagian masih
tetap bersifat seperti daun, sedangkan sebagian lagi akan mengalami
metamorfosis membentuk bagian yang berperan dalam proses reproduksi. Terdapat dua jenis bunga yaitu bunga
uniseksual dan biseksual. Uniseksual yaitu jika pada satu bunga hanya ada salah
satu jenis alat pembiakan, disebut bunga jantan dan betina sedangkan bunga
biseksual yaitu jika pada satu bunga hadir kedua jenis alat pembiakan, berarti
bunga jantan dan betina gabung dalam satu bunga.
Pada umumnya bunga terdiri dari 4 bagian bunga dan
tempatnya berturut-turut dari tepi luar bunga bagian tengah kaliks (kelopak),
corolla (mahkota), andresium (kelamin jantan), ginesium (kelamin betina).
Bunga terdiri atas sebuah sumbu yang padanya
organ-organ bunga yang lain tumbuh. Bagian dari sumbu yang merupakan ruas yang
berakhir dengan tangkai bunga (pedisel). Ujung distal pedisel ini mengembang
dengan panjang yang beragam dan bagian ini disebut reseptakael bunga (talamus).
Organ-organ bunga melekat pada reseptakel. Sebuah bunga yang khas mempunyai
empat macam organ. Organ-organ yang paling luar adalah sepal yang secara
bersama-sama membentuk kaliks yang biasanya berwaran hijau dan ditemukan paling
rendah kedudukannya pada reseptakel. Disebelah dalam sepal adalah corolla yang
terdiri atas petal, pada umumnya berwarna yang membentuk perhiasan bunga. Bila
semua perhiasan bunga itu sama, mereka disebut tepal. Di dalam perhiasan bunga
dijumpai dua macam organ reproduksi, yang sebelah luar disebut stamen yang
bersma-sama membentuk androsium, dan sebelah dalam di sebut karpel yang
membentuk ginesium.
Fungsi biologi bunga adalah sebagai wadah
menyatunya gamet jantan (mikrospora) dan betina (makrospora) untuk menghasilkan
biji. Proses dimulai dengan penyerbukan, yang diikuti dengan pembuahan, dan
berlanjut dengan pembentukan biji.
a) Sepal dan Petal
a. Baik sepal
maupun petal menyerupai daun. Pada penampang melintang, kedua bagian bunga itu
terdiri dari epidermis abaksial dan adaksial yang membatasi 3 atau 4 atau
kadang-kadang hingga 10 lapisan sel isodiometris yang tak terdeferensiasi. Sel
memanjang disertai banyak ruang antar sel. Di dalamnya terdapat berkas
pengangkut. Mesofil kurang termodifikasi di banding dengan daun hijau, namun
bisa pula terdapat idioblas seperti sel berisi kristal atau hipodermis,
sedangkan rambut dan stomata sering ditemukan berwarna hijau berfotosintesis,
sedangkan rambut dan stomata sering ditemukan pada sepal maupun petal.
b. Pada
tumbuhan yang terpolinasi oleh serangga fungsi utama corolla adalah untuk
menarik serangga dan sebab itu merupakan bagian yang paling luas dan besar dari
bunga. Pada tumbuhan yang terpolinasi oleh angin, corolla sering tereduksi atau
bahkan tak ada. Warna petal adalah akibat kromoplas yang mengandung karotenoid
dan cairan vakuola yang mungkin mengandung flavonoid, terutama antosianin dan
berbagai kondisi pengubah seperti PH cairan vakuola. Dinding
antiklinal dari epidermis petal dapat bergelombang atau beralur internal.
Dinding luar dapat berbentuk konveks atau berupa papila. Pada papila tagetes,
lapisan kutikula tebal dan membentuk lipatan.
b) Stamen
(Benang Sari)
a. Benang sari terdiri atas
kepala sari dan tangkai sari. Tangkai sari tersusun oleh jaringan dasar, yaitu
sel-sel parenkimatis yang menyerupai vakuola, tanpa ruang antar sel. Sel-sel
ini sering mengandung pigmen, epidermis dengan kutikula, trikhoma, mungkin
stomata dan mungkin juga stomata tetap terbuka seperti pada hidatoda.
Kepala sari mempunyai struktur yang sangat kompleks, terdiri atas dinding yang
berlapis-lapis, dan dibagian terdapat loculus ruang sari (mikrosporangium) yang
berisi butir-butir serbuk sari.
b. Stamen
terdiri dari tangkai sari atau filamen dan dibagian distal terdapat kepala sari
atau antera. Pada antera biasanya terdapat dua bagian,
masing-masing bercuping dua. Kedua bagian antera bersambungan di tengah dengan
penghubung kepala sari, atau konektivum. Setiap bagian mengandung dua buah
kantung sari atau kumpulan karpel yang bersatu menjadi ginesium. Biasanya
terdiri dari 3 bagian, yakni bakal buah dengan bakal biji atau ovulum, tangkai
putik atau stylus, serta kepala putik atau stigma yang strukturnya memudahkan
polinasi.
c. Jumlah
lapisan dinding kepala sari bervariasi. Lapisan dinding ini merupakan
diferensiasi dari lapisan parietal primer, yang terletak disebelah dalam
epidermis. Epidermis merupakan lapisan dinding terluar, kadang-kadang berbentuk
papila. Endotesium, terletak di
bawah epidermis. Pada waktu kepala sari masak, endotesium membentuk dinding
sekunder, pada bagian antiklinal dan dinding tangensial bagian dalam. Penebalan
antiklinal menyebabkan terbentuknya struktur yang berserabut oleh karena itu
endotesium sering disebut lamina fibrosa. Lapisan tengah terletak sebelah dalam
endotesium, yang terdiri atas 2-3 lapisan sel. Pada waktu kepala sari masak,
sel-selnya terdesak oleh endotesium, sehingga lapisan ini disebut pula lapisan
tertekan. Tapetum, merupakan lapisan
terdalam dari dinding kepala sari. Sel-selnya mengandung protoplas yang padat
dengan inti yang jelas. Tapetum mempunyai fungsi nutritif bagi sel induk serbuk
sari maupun serbuk sari yang masih muda. Serbuk sari yang telah masak keluar
melalui lubang yang terjadi pada dinding antera yang disebut stomium. Serbuk sari
berasal dari sel induk serbuk.
c) Karpel
a. Pada bunga
bisa ditemukan satu helai karpel atau lebih. Jika terdapat dua karpel atau
lebih, maka karpel dapat lepas satu dari yang lain (ginesium apokarp, seperti
pada Rosa sp) atau karpel berlekatan dengan cara yang bermacam-macam
(ginesium sinkarp, seperti pada Lycopersicon dan Carica papaya).
Pada ginesium sinkarp, ada dua cara perlekatan karpel. Yang pertama, karpel
berlekatan dengan kondisi terlipat dan muka abaksial melekat pada muka
abaksial.disini terbentuk ginesium beruang dua atau beruang banyak. Yang kedua,
pelekatan terjadi dalam keadaan terlipat atau setengah terlipat dan terbentuk
ginesium beruang satu. Pada ginesium biasanya dapat dibedakan bagian bawah yang
fertil, yakni bakal buah atau ovarium, bagaian tengah yang steril, yakni
tangkai putik atau stylus, dan yang paling ujung adalah kepala putik atau stigma.
d) Stigma dan Stylus
a. Stigma dan stylus
mempunyai struktur yang khusus yang memungkinkan butir-butir polen mampu
berkecambah pada stigma dan buluh polen mampu menembus ovulum. Epidermis stigma
berkelenjar, dan sel-selnya kaya akan protoplasma. Kadang-kadang lapisan
disebelah dalam epidermis membentuk jaringan yang berkelenjar, yang fungsinya
sama dengan yang terdapat pada epidermis. Pada beberapa tumbuhan, sel-sel
epidermis berkembang menjadi rambut-rambut yang panjang dan bercabang. Misalnya
pada tumbuan Graminea dan tumbuhan lain yang penyerbukannya dilakukan
oleh angin.
b. Stylus merupakan bagian karpel
yang memanjang ke atas (distal). Pada kebanyakan angiospermae, stylusnya padat
dan jaringan di tengah terspesialisasi menjadi jaringan transmisi yang
merupakan jalan bagi buluh serbuk sari untuk mencapai bakal biji. Stylus ada
yang berongga dan ada yang padat. Pada stylus yang berongga, butir sari
berkecambah dan menghasilkan tabung sari yang kemudian tumbuh melalui tepi
rongga tangkai sari yang dilapisi sel sekresi. Pada stylus padat melalui
jaringan transmisi. Jaringan transmisi menyediakan nutrisi yang berfungsi
untuk membantu pertumbuhan buluh serbuk sari melalui stylus. Jaringan dasar
stylus bersifat parenkim dan ditembus oleh berkas pembuluh angkut.
e) Bakal buah dan Bakal biji
a. Setiap bakal
biji atau ovulum melekat pada dinding ovarium dengan adanya tangkai bakal biji
(funikulus) yang mengandung satu berkas pembuluh. Bakal biji
terdiri dari jaringan tengah atau nuselus, dilingkari dengan integumen dalam
dan integumen luar. Kedua integumen mengelilingi satu saluran yang bermuara di
pori, disebut mikropil. Daerah nukleus, integumen, dan funikulus berhubungan
disebut kalaza, sering terletak berhadapan dengan mikropil. Tabung sari tumbuh
melalui mikropil di saat fertilisasi. Sebagaimana pada tapetum antera, nukleus
biasanya sudah tak ada ketika bakal biji mencapai taraf dewasa karena telah
berdegenerasi.
b. Bakal buah
dibedakan menjadi dinding bakal buah dan ruang bakal buah. Pada bakal buah
beruang banyak terdapat sekat pemisah. Bakal biji atau ovulum terdapat pada
daerah dinding bakal buah dalam (adaksial) yang disebut plasenta.
Beberapa bunga memiliki warna yang cerah yang
berfungsi sebagai pemikat hewan pembantu penyerbukan. Beberapa bunga yang lain
menghasilkan panas atau aroma yang khas, juga untuk memikat hewan untuk
membantu penyerbukan. Bunga hampir selalu berbentuk simetris, yang sering dapat
digunakan sebagai penciri suatu takson. Ada dua bentuk bunga berdasar simetri
bentuknya: aktinomorf ("berbentuk bintang", simetri radial) dan
zigomorf (simetri cermin). Bentuk aktinomorf lebih banyak dijumpai.
Bunga disebut bunga sempurna bila memiliki
alat kelamin jantan (benang sari) dan alat betina (putik) secara bersama-sama
dalam satu organ. Bunga yang demikian disebut bunga banci atau hermafrodit.
Suatu bunga dikatakan bunga lengkap apabila memiliki semua bagian utama bunga.)
yaitu sebagai berikut:
Ø Kelopak bunga atau calyx;
Ø Mahkota bunga atau corolla yang biasanya tipis dan
dapat berwarna-warni untuk memikat serangga yang membantu proses penyerbukan.
Ø Alat kelamin jantan atau androecium (dari bahasa
Yunani andros oikia: rumah pria) berupa benang sari
Ø Alat kelamin betina atau gynoecium (dari bahasa
Yunani gynaikos oikia: "rumah wanita") berupa putik.
Organ-organ
yang berlainan dalam tumbuhan berbunga menghasilkan dua jenis spora pembiakan, yaitu debunga (spora jantan) dan
ovul (spora betina). Bagaimanapun, kedua-dua jenis spora ini berada
bersama-sama dalam strobilus (iaitu sekumpulan sporofil yang kelihatan
seakan-akan kon) bisporangiat (terdiri daripada mikrosporofil dan megasporofil) yang
merupakan bunga yang tipikal.
Bunga
dianggap sebagai tangkai terubah suai (Eames, 1961). Buku-buku pada ruas yang pendek menghasilkan
struktur-struktur yang dapat diubah suai untuk menjadi daun. Pada dasarnya,
sebuah struktur bunga terbentuk pada tunas terubah suai atau paksi yang
mempunyai meristem apeks yang tidak bertumbuh secara berterusan. Tangkai
digelarkan pedikel, dan hujungnya mempunyai torus atau pudung. Bahagian-bahagian
bunga diatur dalam bentuk sepusar di sekeliling torus.
Fungsi
bunga ialah untuk menjadi pengantara bagi penyatuan gamet jantan dan gamet
betina. Proses ini diistilahkan sebagai pendebungaan. Banyak bunga bergantung
kepada angin untuk menggerakkan debunga antara bunga-bunga spesies yang sama.
Ada juga yang bergantung kepada haiwan, khususnya serangga untuk berbuat
demikian. Tempoh masa yang mana proses ini dapat dilakukan (iaitu bunga telah
menjadi matang dan berfungsi) digelarkan antesis. Banyak bunga dalam [alam
semula jadi]] telah dievolusikan untuk menarik haiwan-haiwan untuk
mendebungakan bunga. Pergerakan-pergerakan agen pendebungaan memberikan peluang
untuk penggabungan semula genetik dalam populasi tumbuhan yang tersebar. Bunga
yang didebungakan oleh serangga dinamakan bunga berentomofili (secara harfiah,
"cinta akan serangga").
Bunga-bunga biasanya mempunyai
kelenjar yang digelarkan nektarin pada berbagai-bagai bahagiannya untuk menarik
haiwan-haiwan. Burung dan lebah merupakan pendebunga yang biasa:
kedua-dua haiwan ini mempunyai penglihatan warna dan memilih bunga yang
berwarna-warni. Sebilangan bunga mempunyai corak-corak yang dinamakan panduan
madu bunga yang menunjukkan tempat madu bunga kepada pendebunga-pendebunga;
corak-corak hanya dapat dilihat oleh kita di bawah cahaya ultraunggu, tetapi
corak-corak itu boleh dinampak oleh lebah-lebah dan sebilangan serangga yang
lain.
Bunga-bunga
juga menarik pendebunga-pendebunga melalui bau. Banyak bau adalah harum bagi
kita, tetapi bukan kesemuanya. Sebilangan tumbuhan, seperti Rafflesia, titan
arum, dan pawpaw Amerika Utara (Asimina triloba) didebungakan oleh lalat dan
oleh itu, menghasilkan bau daging basi. Bagaimanapun, pendebunga-pendebunga
tertarik kepada tumbuhan, mungkin disebabkan hendak mencari madu bunga untuk
makan. Penyusunan stamen memastikan bahawa butir-butir debunga dipindahkan
kepada tubuh-tubuh pendebunga. Dalam pengumpulan madu bunga daripada banyak
bunga dalam spesies yang sama, pendebunga memindahkan butir-butir debunga yang
terlekat pada tubuhnya antara semua bunga yang dilawati.
Bunga-bunga untuk spesies yang lain
diperdebungakan oleh angin (umpamanya rumput-rumput) oleh sebab bunga-bunga ini
tidak perlu menarik pendebunga, bunganya tidak begitu menonjol. Bunga-bunga yang didebungakan oleh
angin dirujuk sebagai bunga beranemofi. Sedangkan butir-butir bunga
berentomofili cenderung bersifat besar, melekat, serta kaya dengan protein
(lagi satu "faedah" untuk pendebunga), butir-butir debunga untuk
bunga beranemofili biasanya kecil, amat ringan, dan tidak mempunyai banyak
nilai pemakanan kepada serangga walaupun ia masih dikumpulkan semasa kekurangan
makanan. Lebah madu dan kumbang bumbel berkumpul debunga jagung secara aktif,
walaupun debunga ini tidak berguna kepada serangga-serangga itu.
Terdapat
banyak kekeliruan tentang peranan bunga dalam alergi. Umpamanya, pokok Solidago
(bahasa Inggeris: goldenrod) yang bersifat entomofili sering disalahkan untuk
rinitis alergi, walaupun debunganya bukan debunga bawaan udara. Sebaliknya,
alergen untuk penyakit itu biasanya ialah debunga Ambrosia (bahasa Inggeris:
ragweed) yang bersifat anemofili dan dapat melayang-layang sehingga beberapa
kilometer.
Pada awalnya, nama Angiospermae
dimaksudkan oleh Paul Hermann (1690) bagi seluruh tumbuhan berbunga dengan biji
yang terbungkus dalam kapsula, dan dipertentangkan dengan Gymnospermae sebagai
tumbuhan berbunga dengan buah achene atau berkarpela terbelah. Dalam pengertiannya, keseluruhan
buah atau bagiannya dianggap sebagai biji dan "terbuka". Kedua istilah ini dipakai oleh
Carolus Linnaeus dengan pengertian yang sama tetapi digunakan sebagai nama-nama
dari kelas Didynamia. Ketika Robert Brown pada tahun 1827 menemukan
bakal biji yang benar-benar terbuka (tak terlindung) pada sikas dan tumbuhan
runjung, ia memberikan nama Gymnospermae bagi kedua kelompok tumbuhan ini.
Tahun 1851 Wilhelm Hofmeister menemukan perubahan-perubahan yang terjadi pada
kantung embrio dari tumbuhan berbunga (penyerbukan berganda). Hasil penemuan
ini menjadikan Gymnospermae sebagai kelas yang benar-benar berbeda dari
dikotil, dan istilah Angiospermae mulai diterapkan untuk semua tumbuhan berbiji
yang bukan kedua kelompok yang disebutkan Robert Brown. Pengertian terakhir
inilah yang masih bertahan hingga sekarang.
Dalam
sistem taksonomi modern, kelompok tumbuhan berbunga ditempatkan pada berbagai
takson. Selain Angiospermae, kelompok ini disebut juga dengan Anthophyta
("tumbuhan bunga"). Sistem Wettstein dan Sistem Engler menempatkan
Angiospermae pada tingkat subdivisio. Sistem Reveal memasukkan semua tumbuhan
berbunga dalam subdivisio Magnoliophytina, namun pada edisi lanjut
memisahkannya menjadi Magnoliopsida, Liliopsida, dan Rosopsida. Sistem
Takhtajan dan sistem Cronquist memasukkan kelompok ini ke dalam tingkat divisio
dengan nama Magnoliophyta. Sistem Dahlgren dan sistem Thorne (1992) menggunakan
nama Magnoliopsida dan meletakkannya pada tingkat kelas. Saat ini, sistem
klasifikasi yang paling akhir, seperti sistem APG (1998) dan sistem APG II
(2003), tidak lagi menjadikannya sebagai satu kelompok takson tersendiri
melainkan sebagai suatu klade tanpa nama botani resmi dengan nama angiosperms
(sistem ini menggunakan nama-nama bahasa Inggris atau diinggriskan untuk
nama-nama tidak resmi).
Bunga
adalah bagian tumbuhan yang mengandung organ reproduksi, yaitu putik,
benangsari, kelopak bunga, dan mahkota bunga. Sama seperti halnya mahluk hidup
lain, tumbuhan juga bereproduksi untuk mempertahankan kelangsungan spesiesnya.
Tumbuhan berbunga melakukan reproduksi dengan cara membentuk biji. Biji
terbentuk dengan jalan reproduksi seksual yaitu bergabungnya sel kelamin jantan
dari serbuk sari dengan sel kelamin betina dari bakal buah.
Serbuk
sari harus masuk ke bagian dalam bunga betina (putik) agar terjadi pembuahan.
Ada bunga yang melakukan penyerbukan sendiri, yaitu benang sari berasal dari
bunga yang sama. Ada penyerbukan dari bunga lain yang sejenis. Ada berbagai
cara agar serbuk sari masuk ke dalam kepala putik. Serbuk sari menempel di
seluruh bulu lebah dan kakinya, ketika hinggap di bunga lain serbuk sari akan
jatuh ke dalam kepala putik dan membuahinya. Organ reproduksi betina adalah daun buah atau carpellum
yang pada pangkalnya terdapat bakal buah (ovarium) dengan satu atau
sejumlah bakal biji (ovulum, jamak ovula) yang membawa gamet
betina) di dalam kantung embrio. Pada ujung putik terdapat kepala putik atau stigma
untuk menerima serbuk sari atau pollen. Tangkai putik atau stylus
berperan sebagai jalan bagi pollen menuju bakal bakal buah.
Walaupun struktur bunga dikatakan sebagai
struktur tumbuhan yang "umum", spesies tumbuhan menunjukkan
modifikasi yang sangat bervariasi. Modifikasi ini digunakan botanis untuk
membuat hubungan antara tumbuhan yang satu dengan yang lain. Sebagai contoh,
dua subkelas dari tanaman berbunga dibedakan dari jumlah organ bunganya:
tumbuhan dikotil umumnya mempunyai 4 atau 5 organ (atau kelipatan 4 atau 5)
sedangkan tumbuhan monokotil memiliki tiga organ atau kelipatannya.
B.
Alat dan Bahan
No
|
Alat
|
Bahan
|
1
|
Mikroskop Cahaya/listrik
|
Bunga sepatu
|
2
|
Buku gambar
|
Buga daun kupu-kupu
|
3
|
Pensil warna
|
Bunga pepaya
|
4
|
Penggaris
|
aquades
|
5
|
Silet/cutter
|
|
6
|
Kaper glass
|
|
7
|
Objek glass
|
|
C.
Prosedur Kerja
Buatlah sayatan memanjang pada setiap bagian preparat
|
Letakan seluruh sayatan kaca objek dengan reagent air
|
Gambar dan warnai dan berikan keterangan secara lengkap
|
Amati sayatan yang telah dibuat denga mikroskop
|
D.
Hasil Pengamatan
NO
|
Hasil Photo
|
Gambar Literatur Morfologi
|
Klasifikasi
|
1
|
Anatomi bunga pepaya betina dan jantan
Perbesaran 15X10
Kelopak Bunga
Pepaya
|
Morfologi bunga papaya betina dan jantan
|
Kingdom
: Plantae
Subkingdom : Tracheobionta Super Divisi : Spermatophyta
Divisi :
Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Sub Kelas : Dilleniidae Ordo : Violales Famil : Caricaceae Genus : Carica Spesies : Carica papaya |
|
Perbesaran 15X10
Mahkota bunga
papaya
|
||
|
Anatomi Stylus
bunga papaya
|
||
|
Perbesaran 15X10
Anatomi Pollen
bunga papaya
|
||
|
Perbesaran 15X10
Anatomi Felamen bunga papaya
|
||
|
Perbesaran 15X10
Anatomi ovarium bunga papaya
|
||
2
|
Anatomi felamen bunga sepatu
Perbesaran 15X10
|
Morfologi bunga sepatu
|
Kingdom
: Plantae Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Sub Kelas : Dilleniidae Ordo : Malvales Famili : Malvaceae Genus : Hibiscus Spesies : Hibiscus rosa-sinensis L. |
|
Perbesaran 15X10
Anatomi kelopak bunga sepatu
|
||
|
Perbesaran 15X10
Anatomi mahkota bunga sepatu
|
||
|
Perbesaran 15X10
Anatomi ovarium bunga sepatu
|
||
|
Perbesaran 15X10
Anatomi stylus bunga sepatu
|
||
|
Perbesaran 15x10
Anatomi pollen bunga sepatu
|
||
3
|
Anatomi felamen bunga kupu-kupu
Perbesaran 15X10
|
Morfologi bunga kupu-kupu
|
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi :
Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Bauhinia
Spesies : Bauhinia
purpurea
|
|
Perbesaran 15X10
Anatomi Kelopak bunga kupu-kupu
|
||
|
Perbesaran 15X10
Anatomi mahkota bunga kupu-kupu
|
||
|
Perbesaran 15X10
Anatomi stylus bunga kupukupu
|
||
|
Perbesaran 15X10
Anatomi pollen bunga kupu-kupu
|
||
|
Perbesaran 15X10
Anatomi ovarium bunga kupu-kupu
|
E. Pertanyaan dan Jawaban
1. Bagaimana perbedaan struktur antara Hibiscus
rosa-sinensis dan Bauhinia purpurea?
Jawaban:
|
Hibiscus
rosa-sinensis
|
Bauhinia
purpurea
|
Calyx (kelopak)
|
Tidak
mempunyai trikom
|
Mempunyai
trikom
|
Corolla
(mahkota)
|
Terlihat
struktur parenkim dan mempunyai pigmen fikoeritrin
|
Tidak
terlihat struktur parenkim dan mempunyai pigmen fikoeritrin di bagian
epidermisnya
|
Polen
|
Bentuknya
bulat dan mempunyai trikom
|
Bentuknya
bulat tetapi tidak mempunyai trikom
|
Stylus
|
Tidak
mempunyai trikom
|
Mempunyai
trikom
|
Ovarium
|
Ovulumnya
berbentuk seperti bintang
|
Ovulumnya
berbentuk bulat memanjang (elips)
|
2. Berikan fungsi masing-masing bagian!
Jawaban:
Calyx (kelopak) umumnya berwarna hijau karena
sel-sel parenkim yang membentuknya mengandung kloroplas. Corolla (mahkota)
biasanya berwarna-warni diakibatkan karena sel-sel parenkimnya banyak
mengandung kromoplas dan atau cairan vakuolanya mengandung antosianin. Bagian
reproduktif suatu bunga terdiri dari stamen dan karpel. Stamen terdiri dari
filament dan anther. Karpel merupakan unit dasar pembentuk putik. Setiap karpel
terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian yang membentuk ovarium, membentuk stylus
dan membentuk stigma. Pada bagian tepi karpel yang membentuk ovarium terdapat
plasenta. Plasenta ini merupakan tempat melekatnya bakal biji (ovulum).
3. Berikan kesimpulan!
Jawaban:
Bunga merupakan organ reproduksi pada
tumbuhan, organ ini bukanlah organ pokok dan merupakan modifikasi (perubahan
bentuk) dari organ utama yaitu batang dan daun yang bentuk, susunan, dan
warnanya telah disesuaikan dengan fungsinya sebagai alat perkembangbiakan pada
tumbuhan. Secara anatomi, petal dan sepal pada bunga mempunyai struktur yang
sama (sel-sel parenkimatis), parenkim dasar terletak diantara epidermis atas
dan bawah (mesofil). Sistem pembuluh terletak di jaringan dasar. Sel-sel
mengandung Kristal, idioblas, saluran sel getah dan pada jaringan dasar
berhubungan dengan sel pembuluh. Stamen terdiri dari anther dan filament.
Filament tersusun dari jaringan dasar (sel-sel parenkimatis yang mempunyai
vakuola tanpa ruang antar sel). Sel mengandung pigmen, epidermis memiliki
kutikula dan trikoma, ada pula stomata. Anther memiliki dnding berlapis-lapis
dan bagian dalam terdapat loculus berisi pollen. Karpel terdiri dari stigma,
stylus dan ovary. Stigma dan stylus memiliki epidermis berkelenjar, sel-sel
kaya akan protoplas, ada pula epidermis yang berkembang menjadi trikoma.
Dinding ovarium terdiri atas jaringan parenkimatis dan jaringan vaskuler
dilindungi oleh epidermis tabung pollen. Bakal biji (ovulum) terdiferensiasi
menjaid nuselus yaiu jaringan yang menyelubungi badan sentral dengan integument
yang jumlahnya satu atau dua menyelubungi nuselus.
F. Daftar Pustaka
Agustina, Tri Wahyu. 2010. Anatomi Tumbuhan. Program Studi
Pendidikan Biologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN SGD: Bandung
Firza.
2011. Anatomi Tumbuhan. http://firza-zone.blogspot.com/2011/10/anatomi-tumbuhan.html Diakses tanggal 06 Mei 2013
Hidayat, Estiti B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Penerbit ITB: Bandung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar