Selasa, 15 Oktober 2013

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN - ENZIM DAN KERJA ENZIM

LAPORAN PRAKTIKUM
ENZIM DAN KERJA ENZIM

 Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktikum
Mata Kuliah Praktikum Fisiologi Hewan
Dosen Mata Kuliah: 
Iwan Ridwan Yusup, M.Pd



 
Oleh:
Puzi Agustini
NIM. 1211206066



JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI/ V/ B
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2013
A.    Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini, yaitu untuk mengetahui kerja enzim pada proses pencernaan di dalam mulut.

B.     Alat dan Bahan
No.
Alat
Bahan
1
Tabung Reaksi
Kue Cracker Asin
2
Pipet
Larutan Iod
3
Plat Tetes

4
Lumpang

5
Alu Porselen

6
Kardus


C.    Langkah Kerja
Ambil 2 buah cracker asin, sebagian dikunyah dan sebagian lagi ditumbuk dalam lumpang
Simpan hasil kunyahan dan hasil tumbukan masing-masing pada plat tetes
  Tetesi kedua sampel dengan larutan iod
masing-masing 5 tetes
Lanjutkan pengamatan iod setelah seluruh sampel tadi disimpan diruang tanpa cahaya selama 30 menit. Deskripsikan hasil pengamatan.
Lakukan uji iod tersebut pada interval waktu pengunyahan 30 detik, 1 menit, 2 menit, 3 menit, 4 menit, 5 menit, dan
10 menit. Amati perubahan yang terjadi.
 
 
D.    Hasil Pengamatan
Jenis Perlakuan
Sebelum ditambah iod
Setelah ditambah iod
Setelah disimpan ditempat gelap 30 menit
Hasil Akhir
(Goresan di kertas)
Intensitas
Ditumbuk
+Iod




Warna: Krem




Warna:Hitam




Warna: Hitam
+9
+Saliva+Iod




Warna: Krem




Warna: Ungu Pekat




Warna: Ungu Pekat
+8

Dikunyah
30 detik




Warna: Krem




Warna: Ungu Pekat




Warna: Ungu Pekat
+8
1 menit




Warna: Krem




Warna: Ungu Pekat



Warna: Ungu Pekat
+8
2 menit




Warna: Krem





Warna: Ungu kecoklatan




Warna: Ungu muda
+7
3 menit





Warna: Krem





Warna: Coklat





Warna: Putih Tulang

+2
4 menit




Warna: Krem





Warna: Ungu Muda




Warna: Putih Tulang
+2
5 menit




Warna: Krem





Warna: Coklat muda




Warna: Putih Tulang
+2
10 menit




Warna: Krem





Warna: Coklat muda




Warna: Putih Tulang
+2


E.     Pertanyaan dan Jawaban
1.      Apa kegunaan uji iod?
Jawab:
Uji iod ialah untuk penambahan iod pada suatu polisakarida akan menyebabkan terbentuknya kompleks adsorpsi berwarna spesifik. Amilum atau pati dengan iodium menghasilkan waerna biru, dekstrin menghasilkan warna merah anggur, glikogen dan sebagian pati yang terhidrolisis bereaksi dengan yodium membentuk warna merah cokelat. Kegunaan uji iod salah satunya yaitu sebagai indikator adanya kandungan pati (sakarida) pada sampel makanan.
2.      Apakah saliva itu? Kelenjar apa yang menghasilkannya, dan komponen apa saja yang terkandung dalam saliva?
Jawab:
Saliva adalah suatu cairan oral yang kompleks dan tidak berwarna yang terdiri atas campuran sekresi dari kelenjar ludah besar dan kecil yang ada pada mukosa oral. Saliva memiliki peranan yang sangat penting dalam mempertahankan keseimbangan ekosistem didalam rongga mulut. Saliva dapat disebut juga kelenjar ludah atau kelenjar air liur. Semua kelenjar ludah mempunyai fungsi untuk membantu mencerna makanan dengan mengeluarkan suatu sekret yang disebut “salivia” (ludah atau air liur). Saliva diproduksi oleh kelenjar saliva mayor dan minor. Kelenjar saliva mayor merupakan kelenjar saliva utama yang terdiri dari kelenjar parotid, kelenjar submandibular, dan kelenjar sublingual. Sedangkan kelenjar saliva minor merupakan kelenjar saliva yang ditemukan di sepanjang mukosa rongga mulut. Komponen utama saliva adalah air yaitu sebesar 98%. Dalam saliva juga terdapat komponen lain dan dapat dibedakan atas komponen organik dan komponen anorganik. Komponen organik saliva terdiri dari amilase, imunoglobulin, mukus, gikoprotein, lisozim, sistem peroksidase, laktoferin, laktoperoksidase dan gustin. Sedangkan komponen anorganik dalam saliva adalah ion kalsium, magnesium, fluorida, bikarbonat, kalium, natrium, klorida dan amonium. Selain itu terdapat gas karbondioksida, nitrogen dan oksigen.
3.      Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi aktivitas kerja enzim?
Jawab:
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kerja enzim, yaitu:
a.    Suhu. Pada suhu tinggi, kecepatan molekul substrat meningkat, dan aktivitas enzim meningkat.
b.    pH. Perubahan kondisi asam dan basa di sekitar molekul enzim dapat mempengaruhi bentuk tiga dimensi enzim dan dapat menyebabkan denaturasi enzim.
c.    Aktivator dan inhibitor. aktivator merupakan molekul yang mempermudah ikatan antara enzim dengan substratnya.  Sebaliknya, inhibitor merupakan suatu molekul yang menghambat ikatan enzim dengan substratnya.
d.   Konsentrasi enzim. Semakin besar konsentrasi enzim, semakin cepat pula reaksi yang berlangsung.
e.    Konsentrasi substrat. Bila jumlah enzim dalam keadaan tetap, kecepatan reaksi akan meningkat dengan adanya peningkatan konsentrasi substrat.  Namun, pada saat sisi aktif semua enzim bekerja, penambahan substrat tidak dapat meningkatkan kecepatan reaksi enzim lebih lanjut.

F.     Analisis Hasil Pengamatan
Pada praktikum kali ini dilakukan dua jenis perlakuan pada zat uji berupa kue cracker asin, yaitu dengan ditumbuk dan dikunyah dengan interval waktu tertentu (30 detik, 1 menit, 2 menit, 3 menit, 4 menit, 5 menit dan 10 menit). Cracker yang telah ditumbuk dan dikunyah tersebut lalu ditetesi iod dan disimpan ditempat yang gelap selama 30 menit. Tampak pada hasil akhir, cracker yang ditumbuk dengan perlakuan tersebut diatas (baik hasil tumbukan cracker yang hanya ditetesi iod maupun yang ditetesi saliva dan iod) menunjukan warna hitam dan ungu pekat. Berdasarkan literatur, enzim ptialin dalam saliva merupakan suatu enzim amilase yang berfungsi memecah molekul amilum menjadi maltosa dengan proses hidrolisis, dan proses ini akan berjalan lebih baik jika makanan dikunyah lebih halus (Poedjiadi, Anna: 1994). Maka, tidak adanya perubahan warna yang terjadi bisa saja disebabkan karena tidak adanya kerja enzim, atau enzim amilase belum bekerja secara optimal karena tidak adanya proses pengunyahan, melainkan hanya penumbukan dengan ditambah saliva dan ditetesi iod maupun hanya ditetesi iod saja.
Selanjutnya, untuk hasil dari jenis perlakuan berupa pengunyahan lalu ditambah iod dengan interval waktu tertentu menunjukan keragaman warna yang terbentuk. Untuk pengunyahan dengan interval waktu mulai dari 30 detik, 1 menit dan 2 menit warna yang terbentuk adalah dari ungu pekat sampai ungu muda. Hal ini dikarenakan cracker hanya berada sebentar sekali didalam mulut sehingga penguraian amilum menjadi disakarida juga sedikit (Goenarso, Darmadi: 2005). Sedangkan untuk pengunyahan dengan interval waktu 3 menit, 4 menit, 5 menit dan 10 menit menunjukan perubahan warna yang relatif sama, yaitu putih tulang. Hal tersebut terjadi disebabkan karena pada menit-menit tersebut larutan iod dan enzim amilase bereaksi, sehingga terjadi perubahan warna pada cracker yang di kunyah dan amilase merubah atau menghidrolisis pati atau amilum menjadi bentuk karbohidrat lebih sederhana, yaitu dekstrin, dan apabila berada dimulut cukup lama maka sebagian akan diubah menjadi disakarida maltosa. (Almatsier, Sunita: 2009)

G.    Daftar Pustaka
Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Goenarso, Darmadi. 2005. Fisiologi Hewan. Jakarta: Universitas Terbuka
Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: Universitas Indonesia Press

Tidak ada komentar:

Posting Komentar