LAPORAN PRAKTIKUM
ENZIM DAN KERJA ENZIM
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktikum
Mata Kuliah Praktikum Fisiologi
Hewan
Dosen Mata Kuliah:
|
Iwan Ridwan Yusup, M.Pd
|
|
Oleh:
Puzi
Agustini
NIM.
1211206066
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI/ V/ B
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2013
A.
Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini, yaitu untuk mengetahui kerja enzim pada proses
pencernaan di dalam mulut.
B.
Alat dan Bahan
No.
|
Alat
|
Bahan
|
1
|
Tabung
Reaksi
|
Kue
Cracker Asin
|
2
|
Pipet
|
Larutan
Iod
|
3
|
Plat
Tetes
|
|
4
|
Lumpang
|
|
5
|
Alu
Porselen
|
|
6
|
Kardus
|
|
C.
Langkah Kerja
Ambil 2 buah cracker asin, sebagian dikunyah dan sebagian lagi
ditumbuk dalam lumpang
|
Simpan hasil kunyahan dan hasil tumbukan masing-masing pada
plat tetes
|
Tetesi kedua sampel dengan larutan iod
masing-masing 5 tetes
|
Lanjutkan
pengamatan iod setelah seluruh sampel tadi disimpan diruang tanpa cahaya
selama 30 menit. Deskripsikan hasil pengamatan.
|
Lakukan uji iod tersebut pada interval
waktu pengunyahan 30 detik, 1 menit, 2 menit, 3 menit, 4 menit, 5 menit,
dan
10 menit. Amati perubahan yang terjadi.
|
Jenis Perlakuan
|
Sebelum ditambah iod
|
Setelah ditambah iod
|
Setelah disimpan ditempat gelap 30 menit
|
Hasil Akhir
(Goresan di kertas)
|
Intensitas
|
|
Ditumbuk
|
+Iod
|
Warna: Krem
|
Warna:Hitam
|
Warna: Hitam
|
|
+9
|
+Saliva+Iod
|
Warna: Krem
|
Warna: Ungu Pekat
|
Warna: Ungu Pekat
|
|
+8
|
|
|
||||||
Dikunyah
|
30 detik
|
Warna: Krem
|
Warna: Ungu Pekat
|
Warna: Ungu Pekat
|
|
+8
|
1 menit
|
Warna: Krem
|
Warna: Ungu Pekat
|
Warna: Ungu Pekat
|
|
+8
|
|
2 menit
|
Warna: Krem
|
Warna: Ungu kecoklatan
|
Warna: Ungu muda
|
|
+7
|
|
3 menit
|
Warna: Krem
|
Warna: Coklat
|
Warna: Putih Tulang
|
|
+2
|
|
4 menit
|
Warna: Krem
|
Warna: Ungu Muda
|
Warna: Putih Tulang
|
|
+2
|
|
5 menit
|
Warna: Krem
|
Warna: Coklat muda
|
Warna: Putih Tulang
|
|
+2
|
|
10 menit
|
Warna: Krem
|
Warna: Coklat muda
|
Warna: Putih Tulang
|
|
+2
|
E.
Pertanyaan dan Jawaban
1.
Apa kegunaan uji iod?
Jawab:
Uji iod ialah
untuk penambahan iod pada suatu polisakarida akan menyebabkan terbentuknya
kompleks adsorpsi berwarna spesifik. Amilum atau pati dengan iodium
menghasilkan waerna biru, dekstrin menghasilkan warna merah anggur, glikogen
dan sebagian pati yang terhidrolisis bereaksi dengan yodium membentuk warna
merah cokelat. Kegunaan uji iod salah satunya yaitu sebagai indikator adanya
kandungan pati (sakarida) pada sampel makanan.
2.
Apakah saliva itu? Kelenjar apa
yang menghasilkannya, dan komponen apa saja yang terkandung dalam saliva?
Jawab:
Saliva adalah
suatu cairan oral yang kompleks dan tidak berwarna yang terdiri atas campuran
sekresi dari kelenjar ludah besar dan kecil yang ada pada mukosa oral. Saliva
memiliki peranan yang sangat penting dalam mempertahankan keseimbangan
ekosistem didalam rongga mulut. Saliva dapat disebut juga kelenjar ludah atau
kelenjar air liur. Semua kelenjar ludah mempunyai fungsi untuk membantu
mencerna makanan dengan mengeluarkan suatu sekret yang disebut “salivia” (ludah
atau air liur). Saliva diproduksi oleh kelenjar saliva mayor dan minor.
Kelenjar saliva mayor merupakan kelenjar saliva utama yang terdiri dari
kelenjar parotid, kelenjar submandibular, dan kelenjar sublingual. Sedangkan
kelenjar saliva minor merupakan kelenjar saliva yang ditemukan di sepanjang
mukosa rongga mulut. Komponen utama saliva adalah air yaitu sebesar
98%. Dalam saliva juga terdapat komponen lain dan dapat dibedakan atas komponen
organik dan komponen anorganik. Komponen organik saliva terdiri dari amilase,
imunoglobulin, mukus, gikoprotein, lisozim, sistem peroksidase, laktoferin,
laktoperoksidase dan gustin. Sedangkan komponen anorganik dalam saliva adalah
ion kalsium, magnesium, fluorida, bikarbonat, kalium, natrium, klorida dan
amonium. Selain itu terdapat gas karbondioksida, nitrogen dan oksigen.
3.
Faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi aktivitas kerja enzim?
Jawab:
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kerja enzim,
yaitu:
a.
Suhu. Pada
suhu tinggi, kecepatan molekul substrat meningkat, dan aktivitas enzim
meningkat.
b.
pH. Perubahan
kondisi asam dan basa di sekitar molekul enzim dapat mempengaruhi bentuk tiga
dimensi enzim dan dapat menyebabkan denaturasi enzim.
c.
Aktivator
dan inhibitor. aktivator merupakan molekul yang mempermudah ikatan antara enzim
dengan substratnya. Sebaliknya, inhibitor merupakan suatu molekul yang
menghambat ikatan enzim dengan substratnya.
d.
Konsentrasi
enzim. Semakin besar konsentrasi enzim, semakin cepat pula reaksi yang
berlangsung.
e.
Konsentrasi
substrat. Bila jumlah enzim dalam keadaan tetap, kecepatan reaksi akan
meningkat dengan adanya peningkatan konsentrasi substrat. Namun, pada saat
sisi aktif semua enzim bekerja, penambahan substrat tidak dapat meningkatkan
kecepatan reaksi enzim lebih lanjut.
F.
Analisis Hasil Pengamatan
Pada praktikum kali ini dilakukan dua jenis
perlakuan pada zat uji berupa kue cracker asin, yaitu dengan ditumbuk dan
dikunyah dengan interval waktu tertentu (30 detik, 1 menit, 2 menit, 3 menit, 4
menit, 5 menit dan 10 menit). Cracker yang telah ditumbuk dan dikunyah tersebut
lalu ditetesi iod dan disimpan ditempat yang gelap selama 30 menit. Tampak pada
hasil akhir, cracker yang ditumbuk dengan perlakuan tersebut diatas (baik hasil
tumbukan cracker yang hanya ditetesi iod maupun yang ditetesi saliva dan iod)
menunjukan warna hitam dan ungu pekat. Berdasarkan literatur, enzim ptialin
dalam saliva merupakan suatu enzim amilase yang berfungsi memecah molekul
amilum menjadi maltosa dengan proses hidrolisis, dan proses ini akan berjalan
lebih baik jika makanan dikunyah lebih halus (Poedjiadi, Anna: 1994). Maka,
tidak adanya perubahan warna yang terjadi bisa saja disebabkan karena tidak
adanya kerja enzim, atau enzim amilase belum bekerja secara optimal karena
tidak adanya proses pengunyahan, melainkan hanya penumbukan dengan ditambah
saliva dan ditetesi iod maupun hanya ditetesi iod saja.
Selanjutnya, untuk hasil dari jenis perlakuan berupa
pengunyahan lalu ditambah iod dengan interval waktu tertentu menunjukan
keragaman warna yang terbentuk. Untuk pengunyahan dengan interval waktu mulai
dari 30 detik, 1 menit dan 2 menit warna yang terbentuk adalah dari ungu pekat
sampai ungu muda. Hal ini dikarenakan cracker hanya berada sebentar sekali
didalam mulut sehingga penguraian amilum menjadi disakarida juga sedikit (Goenarso,
Darmadi: 2005). Sedangkan untuk pengunyahan dengan interval waktu 3 menit,
4 menit, 5 menit dan 10 menit menunjukan perubahan warna yang relatif sama,
yaitu putih tulang. Hal tersebut
terjadi disebabkan karena pada menit-menit tersebut larutan iod dan enzim
amilase bereaksi, sehingga terjadi perubahan warna pada cracker yang di kunyah
dan amilase merubah atau menghidrolisis pati atau amilum menjadi bentuk
karbohidrat lebih sederhana, yaitu dekstrin, dan apabila berada dimulut cukup
lama maka sebagian akan diubah menjadi disakarida maltosa. (Almatsier,
Sunita: 2009)
G.
Daftar Pustaka
Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Goenarso, Darmadi. 2005. Fisiologi Hewan.
Jakarta: Universitas Terbuka
Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta:
Universitas Indonesia Press
Tidak ada komentar:
Posting Komentar