Judul
Praktikum :
Sistem Pernapasan
Tujuan : Mengamati Organ
Pernapasan pada Hewan
Tanggal
Praktikum :
14 Nopember 2012
A. Pendahuluan
Respirasi atau
pernapasan dapat diartikan sebagai suatu proses pengambilan O2 dari
lingkungan luar ke dalam tubuh dan pelepasan CO2 dari dalam tubuh ke
lingkungan yang ditujukan untuk mendapatkan energi (Eva Latifah, 2005).
Sistem
pernapasan meliputi sekalian organ-organ maupun struktur-struktur yang mempunyai
peranan dalam pengambilan oksigen dari medium lingkungan tempat hewan itu
hidup. Sistem pernapasan berperan pula dalam peredaran oksigen ke sel-sel tubuh
serta terhadap pembuangan zat-zat sisa hasil metabolism yang tidak dipakai oleh
tubuh ke lingkungan eksternal. Secara umum, organ pernapasan dapat berupa
kulit, insang atau paru-paru dan beberapa organ lain seperti trakea yang
terdapat pada serangga (Suripto, 1994).
Manusia selama
hidupnya menghirup oksigen dan mengeluarkan karbondioksida melalui paru-paru
yang disebut dengan proses respirasi. Oksigen sangat dibutuhkan untuk proses
metabolism di dalam tubuh, sedangkan gas karbondioksida harus segera
dikeluarkan karena dapat bersifat toksik terhadap tubuh bila kadarnya terlalu
banyak (Buku Petunjuk Praktikum Struktur Hewan, 2012).
Respirasi
dibedakan menjadi dua kelompok menurut tempat terjadinya pertukaran gas, yaitu
respirasi eksternal (luar) dan respirasi internal (dalam). Respirasi eksternal
terjadi di dalam paru-paru, yaitu adanya pengikatan oksigen dalam alveolus oleh
haemoglobin dalam pembuluh kapiler dan pelepasan karbondioksida oleh darah
menuju paru-paru. Pada respirasi internal terjadi proses pelepasan oksigen
menuju sel-sel tubuh dan pelepasan karbondioksida dari sel tubuh ke dalam darah.
Adapun reaksi sederhana dari kedua macam reaksi tersebut secara sederhana
adalah:
Respirasi
eksternal, terjadi di alveolus paru-paru
Hb+O2 HbO2 (oksihemoglobin,
berwarna merah jernih)
HbCO2 Hb+CO2
Respirasi
internal terjadi di sel-sel tubuh
HbO2 Hb+O2
Hb+CO2 HbCO2 (karbonmonosihemoglobin,
berwarna merah gelap)
Sistem
pernapasan pada manusia dibangun oleh paru-paru dan serangkaian saluran udara
yang berturut-turut dari luar ke dalam yang terdiri atas rongga
hidung-nasofarink-orofarink-larink-trakea-bronkhi-bronkhioli-bronkhioli
respiratori-dan jaringan respirasi yang terdiri atas duktus alveoli dan alveoli
(Suripto, 1994).
Vertebrata
merupakan kelompok hewan yang secara anatomis memiliki struktur tubuh paling
kompleks; memiliki alat respirasi lebih lengkap. Dimulai dari yang sederhana
pada ikan, sampai ke alat yang paling lengkap pada unggas dan mamalia (Eva
Latifah, 2005).
Sebagai hewan
akuatik, ikan memiliki alat pernapasan yang disebut insang. Jumlah insang tiap
sisi ada lima sampai tujuh buah. Pada ikan gurame dan lele, insangnya mengalami
pelebaran berlipat-lipat ke atas yang disebut labirin. Ikan jenis lain yang
dinamakan Dipnoi (ikan pari) menyimpan cadangan oksigen dalam pulmoris,
gelembung renang yang berfungsi sebagai paru-paru).
Vertebrata yang
memiliki struktur tubuh lebih maju daripada ikan adalah katak. Kulit katak
berperan penting dalam Sistem respirasi. Hal ini terjadi karena kulit katak
mengandung banyak pembuluh darah, dan kulit tersebut tipis serta permiabel
terhadap air dan gas. Akan tetapi, kulit akan berfungsi dalam pernapasan jika
dalam keadaan basah sebab oksigen dari udara baru dapat berdifusi dalam bentuk
larutan. Oleh karena itu, kulit katak dilapisi lender untuk menghindari
kekeringan (Latifah Eva, 2005).
Organ
pernapasan kelompok reptilian sepenuhnya dilakukan oleh paru-paru. Paru-paru
reptilian jauh lebih besar daripada katak. Pada saat bernapas, paru-paru
dibentuk dengan kontraksi otot dada yang merenggangkan tulang-tulang rusuk
sehingga menyempitkan rongga dada, menekan gas karbondioksida ke luar dari
paru-paru. Kulit reptile tidak membantu proses pernapasan karena kering dan
bersisik. Keadaan kulit seperti ini mencegah hilangnya cairan tubuh kulit.
Kelompok unggas
atau burung memiliki perangkat pernapasan lebih baik. Pada pernapasan buung
terjadi pertukaran gas (pengambilan oksigena dan pelepasan karbondioksida) pada
parabronkus, baik pada waktu inspirasi maupun waktu respirasi (Latifah Eva,
2005)
B. Alat dan Bahan
Alat
|
Bahan
|
Papan Bedah
|
Alkohol 70%
atau Eterkan Mas
|
Alat Bedah (pinset,
tangkai dan pisau bedah, gunting bedah, paku bedah bertangkai, jarum bedah
bertangkai)
|
Macam-macam
hewan:
-
Ikan
-
Katak rana
-
Tikus putih
-
Burung
|
Kapas
|
|
Tisssue
|
|
Tas Kresek
|
|
Jarum Pentul
|
|
Kaos Tangan
Karet
|
|
Masker
|
|
Alat tulis
|
|
Tustel
(handphone berkamera)
|
|
C. Langkah Kerja
Pertama-tama hewan dibius dengan alkohol
70% atau eter dengan kapas.
|
Setelah hewan pingsan, hewan tersebut
ditelentangkan pada papan bedah, kemudian pada tangan dan kakinya diberi
jarum pentul.
|
Hewan siap dibedah. Bila hewannya ikan,
maka pembedahnnya dari penutup insang bagian bawah, kemudian dilanjutukan sampai
sirip belakang.
|
Setelah
dibedah, amati organ-organ pernapasannya, dan dikeluarkan dari tubuhnya, lalu
dokumentasikan.
|
D. Hasil Pengamatan
Hasil Pengamatan
|
Gambar Literatur
|
Pembahasan
|
SISTEM PERNAPASAN IKAN
|
||
Gambar 1. Insang Ikan
|
Source:
http://www.anakunhas.com/2011/07/sistem-pernapasan-pada-ikan.html
|
Insang terdapat
pada sisi kanan dan sisi kiri kepala ikan. Insang berbentuk lembaran-lembaran
tipis berwarna merah muda dan selalu lembab. Bagian terluar dari insang
berhubungan dengan air, sedang bagian dalam berhubungan dengan kapiler darah.
Ikan bertulang sejati, misalnya ikan mas, memiliki tutup insang (operculum).
Insang ikan mas terdiri dari lengkung insang yang tersusun dari tulang rawan
berwarna putih, rigi-rigi insang yang berfungsi untuk menyaring air
pernapasan yang melalui insang, dan filamen atau lembaran insang. Di tempat
inilah pertukaran gas CO2 dan O2 berlangsung.
|
Gambar 2. Gelembung Renang
|
Source:
http://zonaikan.wordpress.com/2012/07/05/gelembung-renang-pada-ikan-swim-bladder/
|
Gelembung renang terdiri dari dua kantung gas yang terletak
pada bagian dorsal, meskipun pada beberapa ikan primitif hanya memiliki satu
gelembung renang. Memiliki dinding yang fleksibel yang berkontraksi dan
berkembang berdasarkan tekanan ambien. Dinding gelembung renang memiliki
sedikit pembuluh darah dan dilapisi dengan kristal guanine yang membuatnya
kedap udara. Gelembung renang merupakan organ internal yang dipenuhi oleh gas
yang berfungsi memberi kemampuan ikan untuk mengendalikan daya apung sehingga
mampu menghemat energy untuk berenang.
|
SISTEM PERNAPASAN KATAK
|
||
Gambar 3. Rongga Mulut
|
Source:
http://www.anakunhas.com/2011/07/sistem-pencernaan-pada-amfibi.html
|
Pada mulut,
terdapat gigi dan lidah. Gigi terdapat pada rahang atas, serta pada
langit-langit bagian depan. Pada rahang bawah tidak terdapat gigi. Lidah
katak berpangkal pada rahang bawah bagian depan. Ujungnya bercabang dua.
Fungsi lidah adalah untuk menangkap mangsa yang berupa serangga.
|
Gambar 4. Kulit Katak
|
Source: http://www.anakunhas.com/2011/07/sistem-pernapasan-pada-amfibi.html
|
Kulit katak
berperan penting dalam repirasi. Hal ini terjadi karena kulit katak
mengandung banyak pembuluh darah, dan kulit tersebut tipis serta permiabel
terhadap air dan gas. Akan tetapi, kulit akan berfungsi dalam pernapasan jika
dalam keadaan basah. Sebab oksigen dari udara baru dapat berdifusi dalam
bentuk larutan. Oleh karena itu kulit katak dilapisi lender untuk menghindari
kekeringan.
|
Gambar 5. Paru-paru
|
Source:
http://www.sentra-edukasi.com/2011/08/sistem-pernapasan-katak-amphibia.html
|
Sebagai hewan daratan, katak menggunakan paru-paru untuk bernapas.
Paru-parunya terdiri dari dua buah kantung berdinding tipis.
|
SISTEM PERNAPASAN TIKUS
|
||
Gambar 6. Hidung
|
Source: http://www.abc.net.au/science/articles/2003/02/14/784499.htm
|
Secara anatomi, hidung adalah penonjolan pada vertebrata yang
mengandung nostril, yang menyaring udara untuk pernapasan. Hidung adalah bagian yang paling menonjol
di wajah, yang berfungsi menghirup udara pernapasan, menyaring udara,
menghangatkan udara pernapasan, juga berperan dalam resonansi suara.
|
Gambar 7. Paru-paru
|
Source: http://www.imammurtaqi.com/2012/04/sistem-ekskresi-pada-manusia.html
|
Pada mamalia seperti tikus, paru-parunya sama seperti pada manusia yang
terdiri dari beberapa gelambir. Bronkus memasuki paru-paru kemudian
bercabang-cabang sampai akhirnya ke bagian menggelembung berdinding tipis,
disebut alveoli, yang selalu basah dan banyak mengandung kapiler darah.
|
SISTEM PERNAPASAN BURUNG
|
||
Gambar 8. Lubang Hidung
|
Source: http://biologilma.blogspot.com/2011/02/sistem-pernapasan-burung.html
|
Pada waktu inspirasi, udara mengalir melalui lubang hidung, faring,
trakea, bronkus dan mesobronki.
|
Gambar 9. Paru-paru
|
Source:
http://artikel-kependidikan.blogspot.com/2011/04/sistem-pernapasan-pada-hewan.html
|
Keistimewaan
kelompok unggas adalah kebiasaan terbangnya. Hal ini menyebabkan struktur
paru-paru paling berbeda dengan paru-paru vertebrata lain. Kegiatan terbang
dan mempertahankan suhu tubuh menyebabkan burung membutuhkan oksigen lebih
banyak. Oleh karena itu, paru-paru burung berkembang membentuk
kantung-kantung hawa di sekitar organ-organ visera untuk membantu paru-paru
memperbanyak perolehan oksigen.
|
E. Kesimpulan
Adapun
kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah bahwa manusia dan hewan
selama hidupnya menghirup oksigen dan mengeluarkan karbondioksida yang disebut
dengan proses respirasi melalui organ-organ pernapasan. Secara umum, organ
pernapasan dapat berupa kulit, insang atau paru-paru dan beberapa organ lain
seperti trakea yang terdapat pada serangga. Oksigen sangat dibutuhkan untuk
proses metabolisme di dalam tubuh, sedangkan gas karbondioksida harus segera
dikeluarkan karena dapat bersifat toksik terhadap tubuh bila kadarnya terlalu
banyak. Vertebrata merupakan kelompok hewan yang secara anatomis memiliki
struktur tubuh paling kompleks, sehingga memiliki alat respirasi lebih lengkap.
Dimulai dari yang sederhana pada ikan, sampai ke alat yang paling lengkap pada
unggas dan mamalia.
F. Daftar Pustaka
Latifah,
Eva Hanum dkk. 2005. Biologi 2. Bandung: ROSDA
Suripto.
1994. Struktur Hewan. Bandung: Biologi ITB
Team
Pengajar. 2012. Buku Petunjuk Praktikum Struktur Hewan. Bandung: Program
Studi Pendidikan Biologi UIN SGD
Tim
Kashiko. 2004. Kamus Lengkap Biologi. Surabaya: Kashiko Publisher
Tidak ada komentar:
Posting Komentar