Judul Praktikum :
Akar
Tujuan
Praktikum : Mengenal berbagai macam akar
tumbuhan
Tanggal Praktikum : 06 Nopember
2012
A.
Teori Dasar
A. Fungsi
Akar tumbuhan memiliki fungsi
sebagai penegak tubuh tumbuhan dan sebagai tempat penyerapan (absorbsi) air dan
garam-garam mineral yang terlarut di dalamnya. Selain itu, akar juga dapat
berfungsi sebagai tempat menyimpan cadangan makanan dan sebagai alat
transportasi. Air dan garam-garam mineral yang diabsorbsi dari tanah diangkut
ke batang, daun dan organ-organ lainnya melalui akar. Zat-zat makanan yang dihasilkan di daun sebagian diangkut
melalui akar ke jaringan-jaringan pertumbuhan
yang terdapat pada akar primer, akar sekunder maupun cabang-cabang akar
lainnya.
B. Perkembangan
Akar pertama kali berkembang
dari radikula yang terdapat pada embrio di dalam biji. Ketika biji mulai
berkecambah, radikula yang merupakan struktur pertama tumbuh menembus kulit
biji. Pertumbuhan radikula ini membentuk akar pertama suatu tumbuhan yang
disebut sebagai akar primer. Dari akar primer dibentuk cabang-cabang akar yang
disebut sebagai akar sekunder. Selanjutnya akar sekunder membentuk akar tertier
dan seterusnya. Akar primer, sekunder maupun akar tertier tumbuh memanjang
sebagai akibat adanya pembelahan dan pembesaran/perpanjangan sel-sel di daerah
apeks akar yang disebut meristem apeks akar. Meristem apeks akar ini dilindungi
oleh lapisan sel-sel yang telah dewasa yang disebut tudung akar (root cap).
Selama pertumbuhan akar, tudung akar akan dapat mengalami kerusakan, sehingga
akar tidak lagi memiliki tudung akar. Pada daerah ujung akar, yaitu di belakang
daerah perpanjangan akar terdapat rambut-rambut akar yang berfungsi dalam
penyerapan air dan garam mineral terlarut. Rambut-rambut akar ini terbentuk
sebagai hasil dari pelebaran dinding sel epidermis dengan tujuan untuk
memperluas permukaan penyerapan. Daerah apeks akar sangat berbeda dengan apeks
pucuk. Pada apeks akar tidak ditemukan adanya primodial daun dan tunas aksilar,
sedangkan pada apeks pucuk keduanya dapat ditemukan. Selain itu, sebagai
pelindung meristem apeks, apeks pucuk memiliki daun-daun muda yang masih dalam
tahap berkembang yang membentuk lapisan-lapisan sehingga menutupi daerah
meristem.
Pada batang dibentuk sebagai
hasil pertumbuhan tunas aksilar, tetapi pada akar, cabang dibentuk pada jarak
tertentu dari apeks akar. Pembentukan cabang akar ini bersifat endogen.
Pemula-pemula cabang akar terdapat di dalam akar, yaitu dari sel-sel perisikel
yang terdapat dibawah korteks dan endodermis. Pembentukan cabang pada akar
sangat berbeda dengan pembentukan cabang pada batang, dimana pemula cabang pada
batang dibentuk secara eksogen, yaitu dari sel-sel yang berada pada permukaan
meristem apeks pucuk. Meskipun akar memiliki banyak cabang, akar tidak memiliki
buku (nodus) dan ruas (internodus) sebagaimana yang ditemukan pada batang.
Selain cabang-cabang akar, pada akar beberapa tumbuhan dapat ditemukan struktur
lain. Struktur ini terbentuk sebagai hasil asosiasi akar dengan beberapa
mikroorganisme. Struktur tersebut antara lain nodule (bintil akar) dan
mycorrhiza. Bintil akar terbetuk sebagai hasil asosiasi (simbiosis) akar dengan
bakteri, sedangkan mycorrhizha terbentuk sebagai hasil asosiasi (simbiosis)
akar dengan jamur. Disamping itu, pada akar beberapa tumbuhan lainnya dapat
ditemukan adanya tunas pucuk (primordial tunas pucuk).
Tunas pucuk ini merupakan
tunas adventitis yang dapat tumbuh membentuk individu baru. Akar, selain berkembang dari radikula, juga
dapat dibentuk secara endogen dari jaringan-jaringan yang terdapat di dalam
batang atau daun. Akar yang demikian ini disebut sebagai akar adventitis.
Dengan kata lain, akar adventitis adalah akar yang dibentuk dari bagian tanaman selain
akar kecambah (radikula) dan cabangnya. Akar adventitis umum ditemukan pada sebagian
besar tumbuhan monokotil. Akar adventitis juga terbentuk bila tumbuhan
dipropagasikan secara vegetatif, misal pada cangkok dan stek batang, daun
maupun akar. Pada beberapa tumbuhan, seperti pada famili Bromeliaceae, akar
adventitis yang dibentuk secara alami pada batang tidak segera muncul ke
permukaan batang melainkan tumbuh sejajar (paralel) permukaan batang hingga
mencapai jarak tertentu baru kemudian muncul ke permukaan batang. Pertumbuhan
akar di dalam batang ini terjadi di daerah korteks. Akar adventitif seperti
disebut sebagai akar antar-batang (intercaulin-root).
Primordial (bakal) akar
adventitis juga dapat dibentuk ketika tumbuhan masih dalam fase embrio.
Primordial ini akan tumbuh lebih lanjut setelah terjadi perkecambahan. Akar
seperti ini disebut akar seminalis (seminal root), seperti yang ditemukan pada
kecambah jagung. Seluruh akar pada suatu tumbuhan, baik yang berkembang dari
radikula maupun permulaan akar yang dibentuk di dalam batang membentuk sistem
perakaran (sistem akar). Ada dua bentuk
sistem akar yang ditemukan pada tumbuhan, yaitu sistem akar serabut (fibrous
root system) dan sistem akar tunggang (tap root system) (lihat pembahasan tentang organ vegetatif pada
kecambah). Sistem akar serabut terbentuk karena akar primer selanjutnya
digantikan oleh akar adventitis yang dibentuk pada pangkal batang (pangkal
hipokotil). Sistem akar serabut merupakan karakteristik khas bagi tumbuhan
monokotil. Sistem akar ini teradaptasi dengan baik untuk tumbuh pada tanah
dengan kandungan air permukaan yang banyak, sehingga akar tidak perlu menembus
jauh ke dalam tanah untuk mengambil air. Sistem akar tunggang terbentuk karena
akar primer yang tumbuh dari radikula terus tumbuh dan membentuk percabangan
selama tumbuhan itu tumbuh. Pertumbuhan akar primer ini berlangsung baik ke
arah panjang maupun ke arah lebar. Pertumbuhan ke arah lebar terjadi karena
aktivitas kambium pembuluh. Pertumbuhan ini menyebabkan diameter akar bertambah
besar.
C. Sistem perakaran dan Jenis
Pada beberapa literatur,
sistem akar pada tumbuhan dikelompokkan berdasarkan jenis akar yang
membentuknya, yaitu akar primer dan cabang-cabangnya, atau akar adventitis.
Pengelompokkan yang demikian menghasilkan dua jenis sistem perakaran, yaitu
sistem akar primer (primary root system) dan sistem akar adventitis
(adventitious root system). Sistem akar serabut yang umum ditemukan pada
monokotil dapat dikelompokkan ke dalam sistem akar adventitis karena setelah
akar primer mengalami penghentian tumbuh, akar-akar yang dibentuk berikutnya hanyalah
akar adventitis. Sistem akar tunggang dapat dikelompokkan ke dalam sistem akar
primer karena sistem akar tunggang dibentuk oleh akar primer yang terus tumbuh
dan cabang-cabangnya.
Pola percabangan pada akar
tidak seperti pada batang. Percabangan pada akar sangat beragam dan dapat
mengalami perubahan selama akar tersebut berkembang. Selain itu, akar dari
suatu tumbuhan secara alami dapat mengalami anastomosis (membentuk grafting)
satu sama lain sehingga membentuk satu jalinan akar. Pembentukan grafting pada
akar ini merupakan faktor yang mempersulit dalam menentukan pola percabangan
akar.
Pada beberapa tumbuhan, akar
memperlihatkan morfologi yang bermacam-macam. Perbedaan morfologi ini pada
dasarnya berkaitan dengan fungsi tambahan dari akar tersebut menjadi lebih
dominan dari fungsi semestinya. Akibatnya, akar menjadi terspesialisasi untuk
fungsi khusus. Berdasarkan fungsi tersebut akar dapat dibedakan menjadi
beberapa jenis, antara lain yaitu:
1. Akar Fotosintesis
Akar fotosintesis ini disebabkan
bagian korteks akar banyak mengandung klorofil. Bahkan pada beberapa tumbuhan,
akar fotosintesis ini merupakan satu-satunya alat fotosintesis karena tumbuhan
tidak memiliki daun. Sebagai contoh pada anggrek (epifit yang tidak memiliki
daun) dan Podostemon (tanaman dengan akar yang berbentuk thalus).
2. Akar Tunjang atau Akar
Penyokong (Prop Root)
Akar ini biasanya merupakan
akar adventitis yang tumbuh dari batang sedikit di atas tanah dan mengarah ke
bawah sampai masuk tanah. Misalnya pada Pandanus. Akar tunjang ini pada
beberapa tanaman berfungsi sebagai akar napas.
3. Akar Panjat
Akar ini berfungsi sebagai
alat panjat sebagai pengganti sulur. Misalnya pada anggrek Vanilla dan sirih
(Piper betle).
4. Akar Papan / Akar Banir
/Akar Penyangga (Buttress Root)
Akar ini sangat besar,
terdapat di tanah secara dangkal, dan mengalami pertumbuhan radial yang tidak
teratur sehingga membentuk papan pipih yang bersambungan dengan batang. Akar
seperti ini berguna untuk stabilisasi mekanik. Akar papan sering ditemukan pada
pohon-pohon yang tumbuh pada tanah dengan air permukaan yang dangkal. Misalnya
pada Canarium. Pada Delonix regia akar papan akan bila tumbuh pada tanah
gembur dengan air permukaan dangkal, sedangkan bila tumbuh pada tanah yang
lebih keras akar-akarnya akan memperlihatkan struktur anastomosis.
5. Akar Napas
Terdapat dua bentuk akar
napas, yaitu akar pasak dan akar lutut. Akar pasak ditemukan pada tumbuhan yang
tumbuh pada daerah payau atau pada tanah tergenang. Akar ini terbentuk sebagai
akibat pada tempat tertentu dari suatu akar tumbuh cabang akar secara
horizontal dan bersifat geotropi negatif, sehingga muncul sebagai pasak-pasak
di atas permukaan air. Sebagai contoh pada Avicenia dan Sonneratia. Akar lutut
juga ditemukan pada tumbuhan-tumbuhan yang hidup di daerah payau. Akar ini
terbentuk sebagai akibat pertumbuhan akar membentuk suatu seri lengkungan
serupa lutut secara berurutan.
6. Kontraktil
Akar kontraktil sering
ditemukan pada tanaman-tanaman yang memiliki bulbus atau kormus, seperti pada
Hymenocallis dan Gladiol. Akar kontraktil ini berfungsi untuk mempertahankan
kedalaman tumbuhan tertanam dalam tanah. Akar kontraktil terbentuk sebagai
akibat kerusakan total atau pengerutan/pemendekan dan pelebaran sel-sel
pembentuk akar, khususnya sel-sel korteks setelah makanan cadangan di dalamnya
habis. Kontraksi akar ini dapat menyebabkan pemendekan akar hingga 30-40%.
7. Akar Hisap (Haustoria)
Haustoria berkembang dari
batang tumbuhan parasit memanjat atau tumbuhan hemiparasitik yang tidak pernah
kontak dengan tanah sejak perkecambahan. Suatu haustoria dapat terdiri dari
suatu struktur tunggal atau terdiri dari sejumlah struktur khusus yang tertanam
dalam tumbuhan inang. Pada beberapa tumbuhan parasit//hemiparasitik dapat
ditemukan adanya akar yang tumbuh di sepanjang tepi batang tumbuhan inang. Akar
ini disebut sebagai akar epicaulis (epicautical root). Pada interval tertentu
dari akar epicaulis ini terdapat cakram pelekatan (attachement disc) atau
haptera dengan haustoria yang menembus batang tumbuhan inang. Beberapa tumbuhan
yang memiliki haustoria antara lain benalu dan Cuscuta.
8. Akar Penyimpan Cadangan
Makanan (Umbi Akar)
Umbi akar terbentuk sebagai
akibat melebarnya akar ke arah lateral. Pelebaran ini terjadi karena sel-sel
akar melakukan pembelahan. Sel anak yang dihasilkannya membesar karena diisi
oleh cadangan makanan. Sering kali pelebaran ke arah lateral ini hanya pada
bagian tertentu dari akar dengan bentuk dan ukuran yang berbeda. Beberapa
tumbuhan yang memiliki umbi akar adalah Manihot esculenta dan Dahlia.
B.
Alat Dan Bahan
No.
|
Alat
|
Bahan
|
1.
|
Buku Gambar
|
Sampel
berbagai macam akar dari berbagai tanaman (Bengkoang, Wortel, padi, singkong,
sirih, anggrek, beringin, tali putri, flamboyan, pandan, benalu)
|
2.
|
Pensil
|
|
3
|
Pensil Gambar
|
|
4
|
Kamera
|
C.
Langkah Kerja
Ambil sampel tanaman
|
Tentukan jenis akarnya
|
Gambarkan hasil pengamatan pada buku gambar A4. Beri warna
disesuaikan dengan fakta.
|
Teliti sampel tanaman
|
Tulis klasifikasi ilmiah, nama
Indonesia dan nama daerah pada setiap gambar.
|
D.
Hasil Pengamatan
No.
|
Gambar Hasil
Pengamatan
|
Gambar Literatur
|
Keterangan
|
01
|
Gambar 1. Pachryhizus erosus L.
|
Source: http://saungsumberjambe.blogspot.com/2011/06/bengkuang-sebagai-pestisida-nabati.html
|
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super
Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliphyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub
Kelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Pachryhizus
Spesies : Pachryhizus erosus L.
|
02
|
Gambar 2. Daucus
carota L.
|
Source: http://chillinaris.blogspot.com/2011_04_01_archive.html
|
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super
Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliphyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub
Kelas : Rosidae
Ordo : Apiales
Famili : Apiaceae
Genus : Daucus
Spesies : Daucus carota L.
|
03
|
Gambar 3. Oryza sativa L.
|
Source:
http://indonetwork.co.id/cv_agriflora_lestari/prod/change?view=list
|
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super
Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliphyta
Kelas : Liopsida
Sub
Kelas : Commelinidae
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Oryza
Spesies : Oryza sativa L.
|
04
|
Gambar 4. Manihot esculenta
|
Source:
http://khasiatbuah.com/singkong.htm
|
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super
Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliphyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub
Kelas : Rosidae
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Manihot
Spesies : Manihot esculenta
|
05
|
Gambar 5. Piper betle L.
|
Source: http://forest-is-your-life.blogspot.com/2011/02/akar-radix.html |
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super
Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliphyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub
Kelas : Magnolidae
Ordo : Piperales
Famili : Piperaceae
Genus : Piper
Spesies : Piper betle L.
|
06
|
Gambar 6. Sphathoglottis
savrea L.
|
Source: http://travel.detik.com/
|
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super
Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliphyta
Kelas : Liliopsida
Sub
Kelas : Lilidae
Ordo : Orchidales
Famili : Orchideae
Genus : Sphathoglottis
Spesies : Sphathoglottis savrea L.
|
07
|
Gambar 7. Ficus
benjamina L.
|
Source: http://sisi-lain-aguzu.blogspot.com/2010/11/pohon-beringin.html
|
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super
Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliphyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub
Kelas : Dillenideae
Ordo : Urticales
Famili : Moraceae
Genus : Ficus
Spesies : Ficus benjamina L.
|
08
|
Gambar 8. Cassytha filiformis
|
Source: http://najamuddinbiounpar.blogspot.com/2010/11/morfologi-akar-radix.html
|
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super
Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliphyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Laurales
Famili : Lauraceae
Genus : Cassytha
Spesies : Cassytha filiformis
|
09
|
Gambar 9. Pandanus amaryllifolius
|
Source:
http://najamuddinbiounpar.blogspot.com/2010/11/morfologi-akar-radix.html
|
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super
Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliphyta
Kelas : Liliopsida
Sub
Kelas : Arecidae
Ordo : Pandanales
Famili : Pandaceae
Genus : Pandanus
Spesies : Pandanus amaryllifolius
|
10
|
Gambar 10. Loranthus sp.
|
Source: http://nimadesriandani.wordpress.com/
|
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super
Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliphyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub
Kelas : Rosidae
Ordo : Santales
Famili : Loranthaceae
Genus : Loranthus
Spesies : Loranthus sp.
|
11
|
Gambar 11. Delonix regia
|
Source: http://e-learning.um.ac.id/login/index.php
|
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super
Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliphyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub
Kelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Delonix
Spesies :Delonix regia
|
E.
Pembahasan
1. Pachryhizus
erosus L. (bengkuang) termasuk
kepada salah satu tumbuhan yang akarnya berupa akar gasing, yaitu akar yang
pangkal akarnya besar membulat. Cabang akarnya berupa serabut akar yang hanya
terdapat pada ujung akar yang sempit meruncing.
2. Daucus carota
L. (wortel) adalah
salah satu tumbuhan yang memiliki akar berupa akar tombak, yaitu akar yang
pangkalnya besar meruncing ke ujung dengan serabut akar sebagai percabangan,
dan biasanya berfungsi sebagai tempat penimbunan cadangan makanan.
3.
Oryza sativa L. (padi) dan Manihot esculenta (singkong) merupakan salah satu tanaman yang akarnya berupa akar
serabut, yaitu akar yang terdapat pada pangkal tumbuhan yang besar dan panjangnya
hampir sama. Sistem perakaran serabut terbentuk pada waktu akar primer
membentuk cabang sebanyak banyaknya. Cabang akar yang tumbuh tidak menjadi
besar tetapi tumbuh akar lagi. Lalu
akar primer selanjutnya mengecil, sehingga bentuknya mirip dengan serabut.
4.
Piper betle L.
(sirih) termasuk pada salah satu tanaman yang memiliki akar berupa akar pelekat
(radix adligans), yaitu akar yang keluar dari buku-buku tumbuhan memanjat dan
berguna untuk menempel pada penunjangnya saja.
5.
Sphathoglottis savrea L. (anggrek)
adalah salah satu tumbuhan yang akarnya berupa akar panjat, yaitu akar yang berfungsi sebagai alat panjat pengganti sulur.
6. Ficus benjamina
L. (beringin)
termasuk pada salah satu tanaman yang memiki akar berupa akar udara atau akar
gantung (radix aereus), yaitu akar yang keluar dari bagian-bagian tanaman yang
terdapat di atas tanah, dan bergantung di udara. Selama masih menggantung, akar
ini hanya dapat menolong menyerap air dan zat gas dari udara dan seringkali
mempunyai jaringan khusus untuk menimbun air yang disebut velamen (misalnya
akar anggrek kalajengking (Arahnis flosaeris)). Akan tetapi jika akar ini telah
mencapai dan masuk ke dalam tanah, bagian yang masuk tanah lalu berkelakuan
seperti akar biasa (menyerap air dari dalam tanah), bagian yang di atas tanah
seringkali berubah menjadi batang.
7.
Cassytha filiformis (tali putri) merupakan salah satu tanaman yang memiliki akar berupa akar
pembelit, yaitu akar yang fungsinya juga
untuk memanjat, tetapi dengan membelit atau memeluk penunjangnya.
8.
Pandanus amaryllifolius (pandan)
termasuk pada salah satu tanaman yang memiliki akar berupa akar tunjang, yaitu akar
yang tumbuh dari bagian bawah batang ke segala arah dan seolah-olah menunjang
batang ini jangan sampai rebah. Sama seperti akar nafas, bagian akar yang
terdapat di atas permukaan tanah pada akar ini banyak di temukan lubang atau
celah untuk kepentingan pernafasan.
9.
Loranthus sp. (benalu) adalah salah satu tanaman yang memiliki akar berupa akar hisap,
yaitu akar yang terdapat pada tanaman yang
hidup sebagai parasit, berfungsi untuk menyerap air dan zat makanan dari pohon
inangnya.
10.
Delonix regia (flamboyant)
merupakan salah satu tanaman yang akarnya berupa akar banir, yaitu akar yang
berbentuk seperti papan yang diletakkan miring untuk memperkokoh berdirinya
batang pohon yang tinggi besar.
F. Kesimpulan
Dari pengamatan yang telah dilakukan, dan dari pembahasan yang telah
dipaparkan, dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat beberapa jenis modifikasi
akar, diantaranya yaitu akar
gasing, akar tombak, akar serabut, akar pelekat, akar panjat, akar udara atau
akar gantung, akar pembelit, akar tunjang, akar hisap dan akar banir.
G.
Daftar
Pustaka
Hidajat, Estiti B. 1995. Morfologi
Tumbuhan Berbiji. Bandung: ITB
Campbell, dkk. 2003. Biologi.
Jakarta Erlangga.
Loveless.A.R. 1991. Prinsip-Prinsip
Biologi Tumbuhan Untuk Daerah Tropik. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama
Team
Pengajar. 2012. Buku Petunjuk Praktikum Morfologi Tumbuhan.
Bandung: UIN SGD Bandung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar