Judul
Praktikum :
Jaringan Rawan dan Jaringan Tulang
Tujuan : - Mempelajari
struktur jaringan rawan dari berbagai
contoh preparat mikroskopis
- Mempelajari struktur jaringan tulang dari preparat mikroskopis
Tanggal
Praktikum :
17 Oktober 2012
A.
Pendahuluan
1.
Jaringan
Rawan
Jaringan tulang sejati (osteon) bersama-sama tulang rawan berperan
sebagai alat gerak pasif. Jaringan rawan (kartilago) dan jaringan tulang (bone)
berfungsi sebagai penyokong tubuh. Matriksnya mengandung serabut-serabut dan
dan menyimpan garam-garam kalsium terlarut (Buku Petunjuk Praktikum Struktur
Hewan, 2012).
Tulang rawan (kartilago) adalah jaringan ikat yang membentuk
material rangka yang fleksibel dan kuat, terdiri atas serabut kolagen yang
tertanam di dalam matriks. Kartilago banyak ditemukan pada bagian ujung tulang
keras, hidung, telinga dan vertebrae (ruas tulang-tulang belakang). (Campbell
et al. 1999).
Tulang rawan adalah jaringan ikat khusus sel yang tediri atas
sel-sel disebut kondrosit, tersebar berjauhan dalam matriks ekstrasel mirip jel
padat. Jaringan ini tidak diterobos saraf atau pembuluh darah. Sel-selnya
terisolasi dalam rongga kecil atau lakuna, mendapat makanan dari fase air dari
matriks dari kapiler dalam jaringan sekitar tulang rawan. Sifat viskoelastis
dari ekstrasel memberi tilang rawan kekuatan dan ekkenyalan yang luar biasa. Ia
sanggup bertumbuh cepat dan tetap mempertahankan kekakuannya, suatu sifat yang
sangat cocok bagi embrio yang sedang berkembang. Sebagian besar kerangka aksial
dan apendikular pada awalna dibentuk dari tulang rawan dan kemudian diganti
dengan tulang (Fawcett, 2001).
Selaput tulang rawan terdiri dari jaringan pengikat rapat yang kaya
dengan serat kolagen. Sel-selnya mirip fibroblast, yang akan berdiferensiasi
menjadi khondroblast (sel induk tulang rawan). Khondroblast tumbuh menjadi
khondrosit yang berada dalam lakuna (celah), dalam kandung yang menebal yang
disebut kapsul. Khondrosit berbentuk elips yang jika makin ke dalam makin
membundar dan berkelompok (Wildan Yatim, 1996).
Berdasarkan perbedaan matriks rawan yang membangunnya, jaringan
rawan dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
a.
Rawan
Hyalin
Merupakan rawan yang paling umum dalam tubuh, misalnya terdapat
pada dinding saluran pernapasan, ujung-ujung ventral dari rusuk, dan persendian
daripada tulang. Tulang ini mengandung banyak serat kolagen yang halus,
berwarna biru bening seperti kaca. Sel-sel rawan disebut kondrosit, sel rawan
yang masih muda dinamakan lakuna, dan dinding rongganya dinamakan kapsula.
Rawan hyaline selalu dibungkus oleh perikondrium, kecuali rawan persendian
(Suripto, 1994).
b.
Rawan
Elastik
Adalah sejenis tulang rawan berwarna kuning karena banyak
mengandung serat elastic. Pada tulang ini terdapat serat kolagen yang lebih
kenyal daripada tulang rawan jenis lain. Tulang rawan elastik contohnya
terdapat pada telinga luar (daun telinga), katup napas, saluran eustachius dan
beberapa keping tulang rawan yang membentuk jakun dan cabang tenggorok (Kamus
Lengkap Biologi, 2004).
Matriks rawan elastik mengandung serat elastin, dan sedikit sekali
serabut kolagen. Seperti halnya rawan hyaline, rawan elastin juga mampunyai
periondrium. Pada rawan elastin jarang terjadi proses kalsifikasi (pengendapan
garam-garam kapur) seperti sering terjadi pada rawan hyalin (Suripto, 1994).
c.
Rawan
Serabut (Fibrokartilago)
Tulang rawan serabut adalah tulang-tulang rawan yang serat jaringan
interselulernya terutama terdiri dari kolagen yang letaknya sejajar dan sebagai
perantaraan tulang rawan hyalin dan
jaringan ikat rapat (Kamus Lengkap Biologi, 2004).
Rawan serabut contohnya terdapat paad simfilis pubis, keping-keping
diantara tulang vertebrata, daerah pertemuan antara urat dan tulang. Matriks
rawam serabut sangat sedikit jumlahnya, sebaliknya serabut kolagen sangat
banyak dan tersusun rapat. Rawan serabut tidak memiliki perikondrium dan jumlah
sel rawannya sangat sedikit.
2.
Jaringan
Tulang
Tulang keras (bone) merupakan jaringan ikat yang kaku, keras dengan
serabut kolagen yang tertanam di dalam matriks. Di dalam matriks, sel tulang
terdapat kalsium yang dapat bergerak dan diserap oleh darah. Hal ini merupakan
peran penting tulang dalam proses homeostasis kadar kalsium dalam darah. Sel
tulang (osteosit) terdapat di dalam ruang yang disebut lakuna. Lakuna ini
mengandung satu atau beberapa osteosit. Penjuluran yang keluar dari osteosit
disebut kanalikuli. Kanalikuli dari satu sel berhubungan dengan sel lainnya,
sebagai bentuk komunikasi sel. Satu osteon terdiri dari sejumlah lamela
konsentris yang mengelilingi kanal sentral (kanalis haversi). Pada individu
yang masih hidup, kanal sentral ini berisi pembuluh darah (Campbell et al.
1999).
Rangka tubuh manusia terbentuk lengkap setelah embrio berusia dua
bulan di dalam kandungan walaupun masih berbentuk tulang rawan (kartilago).
Karena proses pengapuran, lama kelamaan terbentuklah tulang keras (Biologi 2,
2005).
Secara umum, komponen jaringan tulang terbagi atas dua, yaitu:
a.
Komponen
seluler, yang meliputi sel tulang (osteosit), sel tulang muda (osteoblast),
osteoprogenitor dan osteoklast.
b.
Komponen
nonseluler atau matriks tulang yang mengandung serabut-serabut kolagen atau
osteokolagen, zat-zat organic misalnya glikosaminoglikan, dan zat-zat anorganik
meliputi kalsium posfat, kalsium karbonat, natrium, magnesium, dan flourid.
Lapisan luar yang membungkus tulang dinamakan periosteum, yaitu suatu lapisan
yang terdiri atas serabut kolagen pada permukaan luar dan lapisan seluler pada
permukaan dalamnya. Periosteum berfungsi untuk pelekatan tulang dengan jaringan
lain, misalnya ligament dan tendon. Selain itu, periosteum merupakan tempat
masuknya pembuluh darah dan saraf ke dalam jaringan tulang. Lapisan seluler
pada periosteum berfungsi salam pertumbuhan dan perbaikan tulang. Lapisan
paling dalam pada tulang dan berbatasan langsung dengan sumsum tulang dinamakan
endosteum (Suripto, 1994).
Di dalam tulang-tulang tubuh kita terdapat bagian yang berperan
dalam haemopoiesis atau proses pembentukan sel darah yang disebut sumsum
tulang. Berdasarkan isinya, sumsum tulang dibedakan atas sumsum merah dan
sumsum kuning. Sumsum merah terdapat pada tulang tengkorak (cranium), tulang
dada (sternum), tulang rusuk (costae), dam epifisis humerus. Sumsum kuning
terdapat pada diafisis tulang panjang banyak mengandung sel lemak sehingga
warnanya kekuningan (Buku Petunjuk Praktikum Struktur Hewan, 2012).
Berdasarkan strukturnya, tulang dibedakan menjadi dua, yaitu tulang
bunga karang atau spons dan tulang kompak. Tulang bunga karang terletak pada
bagian dalam tulang, memiliki struktur yang dinamakan trabekula dan langsung
berbatasan dengan sumsum tulang. Sedangkan tulang kompak terdapat pada bagian
luar dari tulang bunga karang, tersusun atas berjuta-berjuta system havers
(Buku Petunjuk Praktikum Struktur Hewan, 2012).
B.
Alat dan Bahan
No.
|
Alat
|
Bahan
|
1.
|
Mikroskop
cahaya
|
Preparat
mikroskopis jaringan hialin, elastic dan rawan serabut
|
2.
|
Atlas
Histologi
|
Preparat
mikroskopis jaringan tulang
|
3.
|
Buku
Gambar
|
|
4.
|
Alat
tulis
|
|
C.
Cara Kerja
Siapkan mikroskop cahaya dan setting
mikroskop sebelum digunakan untuk mengamati preparat mikroskopis
|
Pasanglah preparat mikroskopis tersebut
pada meja mikroskop
|
Carilah fokus cahaya yang tepat sehingga
preparat tampak jelas untuk diamati bagian-bagiannya.
|
Gambarlah hasil pengamatan anda pada buku
gambar, lengkap dengan keterangannya, serta pada pembesaran berapa gambar
tersebut diamati.
|
D.
Hasil Pengamatan
Kode
|
Gambar Hasil Pengamatan
|
Pembesaran
|
Gambar Literatur
|
01
|
Gambar 1. Tulang Keras
|
Pembesaran 10x10
|
|
02
|
Gambar 2. Hyalin Cartilago
|
Pembesaran 10x10
|
Source:
instruction/medicine
/anatomy/histoweb/resp/resp04.htm
|
05
|
Gambar 4. Tulang Rawan
|
Pembesaran 10x10
|
Source:
ajarfikri.wordpress.com
|
06
|
Gambar 5. Compact Bone
|
Pembesaran 10x10
|
Source: rizchaa11a333.wordpress.com
|
08
|
Gambar 6. Mamalia Hard Bone
|
Pembesaran 10x10
|
Source:
pudak-scientific.com
|
E.
Pembahasan
1.
Kode 1 (Tulang Keras)
Pembentukan
tulang keras (Osteon) berawal dari kartilago (berasal dari mesenkim). Kartilago
memiliki rongga yang akan terisi oleh osteoblas (sel-sel pembentuk tulang).
Osteoblas membentuk osteosit (sel-sel tulang). Setiap satuan sel-sel tulang
akan melingkari pembuluh darah dan serabut saraf membentuk sistem havers
Matriks akan mengeluarkan kapur dan fosfor yang menyebabkan tulang menjadi
keras.
2.
Kode 2 (Hyalin Cartilago)
Adalah
tulang yang berwarna putih sedikit kebiru-biruan, mengandung serat-serat
kolagen dan chondrosit. Tulang rawan hialin dapat kita temukan pada laring,
trakea, bronkus, ujung-ujung tulang panjang, tulang rusuk bagian depan, cuping
hidung dan rangka janin. Hyaline cartilago merupakan permukaan akhir dari suatu
tulang yang membentuk sendi synovial, yang disebut sebagai articular
cartilage. Articular cartilage sangat berperan untuk memfasilitasi gerakan
pada sendi dan dapat menyesuaikan dengan tekanan yang terjadi pada
persendian.Cartilage terdiri atas unsur air, jaringan kollagen, sel cartilage
(Chondrocytes).Tidak terdapat suplai saraf dan pembuluh darah.Kebutuhan akan
oksigen dan nutrisi didapatkannya dari jaringan disekitarnya
3.
Kode 5 (Tulang Rawan)
Tulang rawan
adalah tulang yang tidak mengandung pembuluh darah dan saraf kecuali lapisan
luarnya (perikondrium). Tulang rawan sendiri memiliki sifat lentur karena tersusun
atas zan interselular yang berbentuk jelly. Akan tetapi tulang rawan ini lebih
kuat di bandingkan dengan jaringan ikat biasa.
4.
Kode 6 (Compact Bone)
Tulang kompak (compact
bone) pada umummya memiliki sedikit ronggadan lebih banyak mengandung matriks,
zat kapur (kalsium phosfat dan kalsium karbonat) sehingga tulang menjadi padat
dan kuat. Secara fisik lapisan ini memiliki tekstur yang halus dan tidak
berongga sehingga tulang menjadi kuat. Tulang kompak kompak ini paling banyak
terdapat pada orang dewasa karena pada anak-anak masih banyak mengandung serat.
contohnya tulang kaki dan tulang tangandan tulang yang berbentuk pipa.
5.
Kode 8 (Mamalia Hard Bone)
Tulang adalah
organ kaku yang merupakan bagian dari endoskeleton vertebrata. Mereka bergerak,
dukungan, dan melindungi berbagai organ tubuh, memproduksi sel darah merah dan
putih dan mineral toko. Jaringan tulang adalah jenis jaringan ikat padat. Bones
datang dalam berbagai bentuk dan memiliki struktur internal dan eksternal yang
kompleks, yang ringan namun kuat dan keras, dan melayani beberapa fungsi. Salah
satu jenis jaringan yang membentuk tulang adalah jaringan osseous
termineralisasi, juga disebut jaringan tulang, yang memberikan kekakuan dan
sarang lebah-seperti struktur internal tiga-dimensi.
F.
Tugas dan Pertanyaan
1.
Gambarlah
hasil pengamatan mikroskopis gambar jaringan rawan hyaline, rawan elastic dan
rawan serabut!
2.
Gambarlah
hasil pengamatan mikroskopis gambar jaringan tulang!
3.
Buatlah
tabel yang menunjukan perbedaan antara rawan hialin, elastic dan rawan serabut
pada berbagai aspek pembeda!
Jawab:
No.
|
Aspek Pembeda
|
Rawan Hialin
|
Rawan Elastik
|
Rawan Serabut
|
1.
|
Letak
|
Dinding saluran pernafasan, ujung-ujung ventral dari rusuk
persendian daripada tulang.
|
Daun telinga, dinding saluran telinga luar epiglottis, dan
saluran eustachius.
|
Simfilis publis, keping-keping diantara tulang vertebrata, daerah
pertemuan urat dan tulang.
|
2.
|
Matriks
|
Mengandung banyak serta kolagen yang halus.
|
Mengandung serat elastin dan sedikit sekali serabut kolagen.
|
Terdiri dari kolagen yang letaknya sejajar.
|
3.
|
Perikondrium
|
Ada
|
Ada
|
Tidak ada
|
4.
Apakah
perbedaan utama antara jaringan rawan dengan jaringan tulang?
Jawab:
Tulang rawan merupakan hasil spesialisasi dari jaringan ikat
berserat dengan matriks elastik. Matriks tulang rawan merupakan campuran
protein dengan polisakarida yang disebut kondrin. Sedangkan jaringan tulang
merupakan jaringan ikat yang mengandung mineral. Matriks penyusun tulang adalah
kolagen dan kalsium fosfat yang memperkeras matriks sehingga tulang lebih keras
dari tulang rawan.
G.
Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
jaringan tulang merupakan salah satu bagian jaringan pada hewan dan manusia yang
paling penting karena memiliki fungsi memberi bentuk terhadap tubuh individu
itu sendiri. Disisi lain juga mempunyai fungsi sebagai pelindung dan alat gerak
pasif pada suatu individu. Tulang terbentuk dari zat kapur yang berbentuk
kalsium fosfat dan kalsium karbonat yang mejadikan tulang itu keras. Sedangkan
sel-sel yang membentuk tulang itu adalah osteostik, osteosit dan osteoblas. Lapisan-lapisan
dari tulang itu sendiri yaitu periosteum, tulang kompak, tulang spongiosa, dan sumsum
tulang.
Berdasarkan sifat fisiknya tulang di bedakan menjadi tulang rawan
dan tulang keras. Tulang rawan adalah tulang yang tidak mengandung pembuluh
darah dan saraf kecuali lapisan luarnya (perikondrium). Pembentukan tulang
keras (Osteon) berawal dari kartilago (berasal dari mesenkim). Kartilago
memiliki rongga yang akan terisi oleh osteoblas (sel-sel pembentuk tulang).
H.
Daftar Pustaka
Campbell et al.
1999
Fawcett, Don.
W. 2001. Buku Ajar Histologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
Latifah, Eva
Hanum dkk. 2005. Biologi 2. Bandung: ROSDA
Suripto. 1994. Struktur
Hewan. Bandung: Biologi ITB
Team Pengajar. 2012. Buku Petunjuk Praktikum Struktur Hewan.
Bandung: Program Studi Pendidikan Biologi UIN SGD
Tim Kashiko. 2004. Kamus Lengkap Biologi. Surabaya: Kashiko
Publisher
Yatim, Wildan. 1996. Histology. Bandung: PT. Tarsito
Tidak ada komentar:
Posting Komentar