Selasa, 15 Oktober 2013

LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR HEWAN - JARINGAN IKAT

Judul Praktikum            : Jaringan Ikat
Tujuan                            : Mengetahui macam-macam jaringan ikat dari sediaan
 preparat histology berbagai orgam dimana sel-sel
 tersebut dapat dilihat.
Tanggal Praktikum        : 03 Oktober 2012

A.      Pendahuluan
Jaringan pengikat merupakan jenis kedua dari jaringan dasar. Dalam bahasa inggris dinamakan connective tissue, namun dalam bahasa Indonesia dikenal dengan bermacam-macam istilah, seperti jaringan ikat, jaringan penyokong, atau anyaman penyokong. Gambaran histologist jaringan ikat yang mempunyai ciri, yaitu terdiri dari macam-macam sel, terdapat substansi interseluler dan berasal dari jaringan mesenkim (Subowo, 1992).
Berlawanan dengan jaringan epithelium yang sel-selnya terkemas rapat, jaringan ikat memiliki kumpulan sel-sel yang jarang, yang tersebar dalam suatu matriks ekstraseluler. Matriks tersebut umumnya terdiri atas suatu anyaman serat yang tertanam dalam suatu dasar (fondasi) yang seragam dan dapat berupa cairan seperti agar atau padatan. Pada sebagian besar kasus, bahan-bahan matriks itu disekresikan oleh sel-sel jaringan ikat itu sendiri (Campbell edisi kelima jilid 3, 2004).
Jaringan ikat berfungsi sebagai penyokong, pengikat, pengisi, sebagai pembungkus, penyimpanan, pertahanan, perbaikan (reparasi) dan transportasi (Suripto, 1994). Fungsi lainnya yaitu sebagai penyokong mekanik dan mekanisme pertahanan (fagositik dan fungsi imunologik). (Buku Petunjuk Praktikum Struktur Hewan, 2012).
Komponen-komponen jaringan ikat terdiri dari elemen seluler (fibroblast, makrofag, sel plasma, mast cell, sel lemak, sel regenerasi, leukosit, kromatofora, histiosiosit), serabut-serabut jaringan ikat (kolagen, elastin, retikulin), dan matriks (Buku Petunjuk Praktikum Struktur Hewan, 2012).
Berdasarkan tingkat diferensiasi, jaringan ikat dapat dibedakan menjadi jaringan pengikat embrional dan jaringan pengikat dewasa (Subowo, 1992).
1.    Jaringan Ikat Embrional
Mesenkim atau disebut juga jaringan ikat embrional mempunyai kemampuan diferensiasi yang tinggi untuk membentuk jaringan-jaringan lainnya, termasuk jaringan ikat dewasa. Jaringan mesenkim terdiri dari sel-sel mesenkim dengan uluran-uluran sitoplasma yang panjang serta beranastomosis satu sama lain (Suripto, 1994).
Pada embrio terdapat jaringan khusus yang terdapat pada tali pusat yang disebut jaringan mucus atau Wharton jelly. Ruang interseluler jaringan ini selain diisi oleh cairan lender, juga banyak mengandung serabut kolagen dan sedikit serabut elastin (Suripto, 1994).
2.    Jaringan Ikat Dewasa
Jaringan ikat dewasa ini dapat dibedakan menjadi jaringan ikat sesungguhnya, jaringan ikat dengan sifat-sifat khusus dan jaringan penyokong. Jaringan ikat sesungguhnya dibangun oleh elemen-elemen seluler, serabut-serabut dan substansi dasar (Suripto, 1994).
a.    Elemen-elemen Seluler
1)   Fibroblast
Meskipun istilah blast menandakan sel muda, tetapi umumnya fibroblast diperuntukkan bagi sel muda ataupun dewasa. Sel ini berbentuk seperti kumparan dengan bagian yang membesar mengandung inti yang berbentuk ovoid dengan butir-butir kromatin halus dan sebuah nucleus. Fibroblast muda mampu mengadakan pembelahan sel, sedang fibroblast dewasa (fibrosit) kehilangan kemampuannya untuk membelah (Subowo, 1992).
2)       Makrofag
Sel makrofag biasa terdapat dalam jaringan pengikat longgar karena mempunyai kemampuan dalam memangsa (fagositosis), maka sangat berperan dalam pertahanan tubuh. Selain itu dalam sitoplasmanya mengandung lisosom yang mengandung enzim guna melisis bakteri. Bentuk sel biasanya oval tetapi tidak tetap.
3)      Sel Plasma
Bentuknya lonjong, inti bulat terletak eksentrik (dipinggir) dengan butir-butir kromatin yang berkelompok. Sel plasma mampu menghasilkan antibody yang terdapat dalam darah (Suripto, 1994).
4)      Mast Cell
Sel ini hanya tampak bila digunakan pewarna khusus misalnya Giemsa. Banyak terdapat di thymus. Bentuk bulat atau lonjong dengan inti yang berwarna muda. (Buku Petunjuk Praktikum Struktur Hewan, 2012).

5)      Sel Lemak
Sangat umum dijumpai pada jaringan ikat kendur, terdapat sendiri-sendiri atau berkelompok. Bila kelompok sel-sel lemak ini besar akan membentuk jaringan lemak tersendiri yang disebut jaringan adiposum, dan biasanya terdapat pada bagian hypodermis dari kulit (Suripto, 1994).
6)      Sel Regenerasi
Merupakan sel mesenkim yang tidak terdiferensiasi dengan ukuran yang lebih kecil. Jadi dalam tubuh kita masih terdapat sel-sel embrional yang terdapat pada jaringan ikat disepanjang kapiler darah (Suripto, 1994).
7)      Sel imigran
Yaitu berbagai jenis sel yang biasanya tidak dijumpai dalam jaringan pengikat longgar, tetapi merupakan pendatang dari luar misalnya selsel darah leukosit, limfosit dan monosit. Keadaan ini jelas terjadi radang dalam jaringan tersebut (Subowo, 1992).
b.    Serabut-serabut
Serabut (serat) jaringan ikat, yang terbuat dari protein, terdiri atas tiga jenis serabut, yaitu serat berkolagen, serat elastic, dan serat retikulur. Serat berkolagen terbuat dari kolagen, yang mungkin merupakan protein yang paling berlimpah dalam kingdom hewan. Serat berkolagen bersifat tidak elastic dan tidak mudah robek jika ditarik mengikuti panjangnya. Serat elastis adalah untaian panjang yang terbuat dari protein yang disebut elastin. Serat elastin memberikan suatu sifat seperti karet yang melengkapi kekuatan serat berkolagen yang tidak elastic. Serat retikulur adalah serat yang sangat tipis dan bercabang. Tersusun atas kolagen dan tersambung dengan serat kolagen (Campbell, 2004).
c.    Substansi Dasar
Semua elemen seluler dan serabut tercelup dalam substansi dasar yang berupa  gel yang terdiri dari glucosaminoglycans dan glikoprotein. Sifatnya amorf, tak berwarna atau transparan, homogeny, fiskus, mengisi ruang-ruang kosong diantara sel-sel dan serabut-serabut (Suripto, 1994).
Macam-macam jaringan ikat sesungguhnya, diantaranya:
a.    Jaringan Ikat Kendur/ Longgar
Jaringan ikat ini mempunyai struktur longgar karena komponen sel-selnya dipisahkan oleh substansi interseluler yang nyata. Jaringan ini dengan pembuluh kapilernya tersebar luas diseluruh tubuh, dan biasanya memberikan tempat kedudukan bagi sel-sel epitel diatasnya untuk bertumpu, atau disekitar sel-sel kelenjar, serabut saraf. Jaringan ikat kendur juga menyokong dan memberikan nutrisi kepada sel-sel otot (Subowo, 1992).
Serabut yang dapat kita jumpai pada jaringan ikat kendur ialah serabut kolagen yang merupakan bagian terbanyak, serabut elastin dan sedikit sekali serabut retikulin yang tersusun renggang-renggang. Elemen seluler pada jaringan ikat kendur banyak macamnya, dan yang paling umum ialah fibroblast, sel plasma, eosinofil, histiosit, atau makrofag. Contohnya yaitu lapisan submukosa (Suripto, 1994).
b.    Jaringan Ikat Kencang/ Padat
Jaringan ikat padat berbeda sekali dengan jaringan ikat kendur, karena selain karena rapatnya hubungan komponen jaringan yang menyusunnya, juga kelebihan komponen fibriler atas komponen lainnya (Subowo, 1992).
Bagian terbesar ialah serabut kolagen yang merupakan berkas-berkas dengan susunan yang sangat rapat. Serabut elastin dan retikulin terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit. Elemen seluler sangat sedikit, terutama ialah fibroblast dan makrofag. Jaringan ikat kencang dapat kita jumpai pada dermis kulit (Suripto, 1994).
Tergantung pada keteraturan komponen serabut, jaringan ikat padat dibedakan menjadi:
1)   Jaringan Ikat Padat Teratur
Contohnya urat atau tendo. Disini berkas-berkas serabut kolagen tersusun sejajar. Sel fibroblast pada urat disebut sel urat. Contoh lainnya ligamen. Strukturnya sama dengan urat, hanya serabutnya adalah serabut elastin dan fibroblast hanya sedikit. Contoh ligament adalah nuchae (Suripto, 1994).
2)   Jaringan Ikat Padat Tidak Teratur
Sering disebut membrane serabut, karena biasanya merupakan keeping-keping tipit, dan dapat membentuk seludang yang menutupi suatu organ. Contohnya ialah perikondrium yang membungkus rawan dan periousteum yang membungkus tulang (Suripto, 1994).




B.       Alat dan Bahan
No.
Alat
Bahan
1.
Mikroskop
Preparat macam-macam jaringan ikat
2.
Buku Gambar

3.
Atlas Histologi


C.      Cara Kerja
 


























D.      Hasil Pengamatan
Kode
Gambar Hasil Pengamatan
Pembesaran
Gambar Literatur

01






Gambar 1. Tulang Keras

Pembesaran 10x10







02






Gambar 2. Hyalin Cartilago

Pembesaran 10x10







instruction/medicine
/anatomy/histoweb/resp/resp04.htm

04







Gambar 3. Osteogenesis

Pembesaran 10x10







Source:
reshaardianto.student.umm.ac.id

05








 



06







Gambar 4. Tulang Rawan

 









Gambar 5. Compact Bone

Pembesaran 10x10












Pembesaran 10x10







Source:
ajarfikri.wordpress.com









Source: rizchaa11a333.wordpress.com

07






Gambar 6. Jaringan Darah Manusia

Pembesaran 10x10






Source: diditsuprianto.wordpress.com

08






Gambar 6. Mamalia Hard Bone
Pembesaran 10x10
Pembesaran 10x10






Source:
pudak-scientific.com


E.       Pembahasan
1.    Kode 1 (Tulang Keras)
Pembentukan tulang keras (Osteon) berawal dari kartilago (berasal dari mesenkim). Kartilago memiliki rongga yang akan terisi oleh osteoblas (sel-sel pembentuk tulang). Osteoblas membentuk osteosit (sel-sel tulang). Setiap satuan sel-sel tulang akan melingkari pembuluh darah dan serabut saraf membentuk sistem havers Matriks akan mengeluarkan kapur dan fosfor yang menyebabkan tulang menjadi keras.
2.    Kode 2 (Hyalin Cartilago)
Adalah tulang yang berwarna putih sedikit kebiru-biruan, mengandung serat-serat kolagen dan chondrosit. Tulang rawan hialin dapat kita temukan pada laring, trakea, bronkus, ujung-ujung tulang panjang, tulang rusuk bagian depan, cuping hidung dan rangka janin. Hyaline cartilago merupakan permukaan akhir dari suatu tulang yang membentuk sendi synovial, yang disebut sebagai articular cartilage.   Articular cartilage  sangat berperan untuk memfasilitasi gerakan pada sendi dan dapat menyesuaikan dengan tekanan yang terjadi pada persendian.Cartilage terdiri atas unsur air, jaringan kollagen, sel cartilage (Chondrocytes).Tidak terdapat suplai saraf dan pembuluh darah.Kebutuhan akan oksigen dan nutrisi didapatkannya dari jaringan disekitarnya
3.    Kode 4 (Osteogenesis)
Jenis osteogenesis dibedakan menjadi osteogenesis desmalis dan osteogenesis enchondralis. Osteogenesis desmalis memiliki nama lain osteogenesis intramembranosa karena terjadi didalam membrane jaringan. Tulang hasil osteogenesis desmalis disebut tulang desmal. Proses yang terjadi pada osteogenesis desmalis adalah osteoblast yang tumbuh menjadi osteosit akan mempengaruhi zat-zat disekitarnya (matriks) yang mula-mula cair akan menjadi kental, kemudian membentuk osteoid. Osteoid akan mengeras karena proses pengapuran , sehingga akan mengurung osteosit. Disinilah mulai terbentuk pulau tulang pertama, dan tempat proses ini disebut titik penulangan (punctum ossification).
Secara artificial, pembentukan osteogenesis enchondralis berarti prosesnya diawali dengan pembentukan tulang rawan sehingga proses lebih kompleks. Dalam proses pertumbuhannya, penambahan ukuran terjadi secara radial. Istilah yang sering digunakan untuk kelainan pada proses pertumbuhan tulang adalah osteogenesis imperfecta. Osteogenesis imperfecta adalah suatu kelainan genetic dimana keadaan tulang menjadi rapuh secara abnormal.
Beberapa faktor penyebabnya adalah cacat genetic yang membuat ketidak sempurnaan bentuk, atau jumlah yang tidak memadai, tulang kolagen - protein yang ditemukan dalam jaringan ikat.
4.    Kode 5 (Tulang Rawan)
Tulang rawan adalah tulang yang tidak mengandung pembuluh darah dan saraf kecuali lapisan luarnya (perikondrium). Tulang rawan sendiri memiliki sifat lentur karena tersusun atas zan interselular yang berbentuk jelly. Akan tetapi tulang rawan ini lebih kuat di bandingkan dengan jaringan ikat biasa.
5.         Kode 6 (Compact Bone)
Tulang kompak (compact bone) pada umummya memiliki sedikit ronggadan lebih banyak mengandung matriks, zat kapur (kalsium phosfat dan kalsium karbonat) sehingga tulang menjadi padat dan kuat. Secara fisik lapisan ini memiliki tekstur yang halus dan tidak berongga sehingga tulang menjadi kuat. Tulang kompak kompak ini paling banyak terdapat pada orang dewasa karena pada anak-anak masih banyak mengandung serat. contohnya tulang kaki dan tulang tangandan tulang yang berbentuk pipa.
6.    Kode 7 (Jaringan Darah Manusia)
Darah adalah jaringan ikat yang tersusun sebagian besar cairan. Matriks darah disebut plasma, yang tersusun oleh air, garam mineral, dan protein terlarut. Sel darah merah (eritrosit) dan putih (leukosit), dan keping darah (trombosit) tersuspensi di dalam plasma. Darah ini berfungsi utama dalam transpor substansi dari satu bagian tubuh ke bagian lain. Disamping itu, darah juga berperan dalam sistem kekebalan.
7.         Kode 8 (Mamalia Hard Bone)
Tulang merupakan kumpulan sel-sel yang mengeluarkan matriks yang mengandung senyawa kapur dan fosfat. Kedua senyawa ini menyebabkan tulang menjadi keras. Osteoblast pada lakuna menjadi tidak aktif dan disebut Osteosit (sel tulang). Osteosit satu dengan lainnya dihubungkan oleh kanalikula yang mengandung sitoplasma dan pembuluh darah yang bertugas memenuhi kebutuhan nutrisi osteosit.
Tulang adalah organ kaku yang merupakan bagian dari endoskeleton vertebrata. Mereka bergerak, dukungan, dan melindungi berbagai organ tubuh, memproduksi sel darah merah dan putih dan mineral toko. Jaringan tulang adalah jenis jaringan ikat padat. Bones datang dalam berbagai bentuk dan memiliki struktur internal dan eksternal yang kompleks, yang ringan namun kuat dan keras, dan melayani beberapa fungsi. Salah satu jenis jaringan yang membentuk tulang adalah jaringan osseous termineralisasi, juga disebut jaringan tulang, yang memberikan kekakuan dan sarang lebah-seperti struktur internal tiga-dimensi.

F.       Pertanyaan dan Jawaban
1.      Jelaskan ciri-ciri jaringan ikat!
Jawab:
Ciri-ciri dari jaringan ikat, diantaranya:
·      Letak sel-sel jaringan ikat tidak berhimpitan, dan jika berhubungan hanya pada ujung protoplasmanya;
·      Memiliki komponen intraseluler/ matriks;
·      Bentuk sel tidak teratur;
·      Sitoplasma bergranula
·      Inti sel menggelembung

2.      Apa fungsi jaringan ikat?
Jawab:
Jaringan ikat berfungsi sebagai penyokong, pengikat, pengisi, sebagai pembungkus, penyimpanan, pertahanan, perbaikan (reparasi) dan transportasi (Suripto, 1994). Fungsi lainnya yaitu sebagai penyokong mekanik dan mekanisme pertahanan (fagositik dan fungsi imunologik).


3.      Apa beda jaringan ikat kendur dan jaringan ikat padat?
Jawab:
Perbedaan antara jaringan ikat kendur dan ikat padat, diantaranya:
·      Jaringan ikat kendur banyak terdapat dalam tubuh, misalnya terletak dibawah kulit. Sedangkan jaringan ikat padat terletak pada bagian-bagian tertentu seperti saluran pencernaan, atau pada bagian otot yang menghubungkan tulang dengan otot atau tulang dengan tulang.
·      Elemen seluler pada jaringan ikat kendur banyak macamnya dan yang paling umum ialah fibroblast, sel plasma, listiosit atau makrofag. Sedangkan elemen seluler pada jaringan ikat padat sangat sedikit, terutama dan diantaranya yaitu fibroblast dan makrofag.
·      Berbeda dari segi rapatnya hubungan komponen jaringan yang menyusunnya. Selain itu juga berbeda dari segi kelebihan komponen fibriler atas komponen lainnya.

G.      Kesimpulan
Jaringan ikat adalah jaringan yang berfungsi mengikat, menambat dan meyokong berbagai jaringan, organ, dan bagian badan, dimana jaringan ini dibentuk oleh sel-sel dalam jumlah sedikit. Jaringan ikat terdiri atas populasi sel yang tersebar di dalam matriks ekstraseluler. Secara embriologi, jaringan ikat berasal dari mesenkim (sel-sel mesenkim), dimana sel-sel mesenkim tersebut akan berdiferensiasi menjadi sel-sel penyusun jaringan ikat pada tubuh dewasa.
Ciri-ciri jaringan ikat, diantaranya yaitu letak sel-sel jaringan ikat tidak berhimpitan, jika berhubungan hanya pada ujung protoplasmanya, memiliki komponen intraseluler atau matriks, bentuk sel tidak teratur, sitoplasma bergranula dan inti sel menggelembung.
Jaringan ikat dibedakan menjadi:
1.        Jaringan ikat umum
a.       Jaringan ikat longgar
b.      Jaringan ikat padat
1)   Jaringan ikat padat teratur
2)   Jaringan ikat padat tidak teratur


2.        Jaringan ikat khusus
a.       Darah
b.      Tulang rawan
1)   Tulang rawan hialin
2)   Tulang rawan elastin
3)   Tulang rawan fibrosa
c.       Tulang keras
1)   Tulang Kompakta
2)   Tulang Spongiosa

H.      Daftar Pustaka
Campbell. 2004. Biologi. Jakarta: Erlangga
Subowo. 1992. Histologi Umum. Bandung: Bumi Aksara
Suripto. 1994. Struktur Hewan. Bandung: Biologi ITB
Team Pengajar. 2012. Buku Petunjuk Praktikum Struktur Hewan. Bandung: Program Studi Pendidikan Biologi UIN SGD

Tidak ada komentar:

Posting Komentar