PRAKTIKUM 3
Judul Praktikum : Ekstraksi Lipida dari Telur
Tanggal
Praktikum :
21 september 2013
Tujuan Praktikum : Tujuan
praktikum ini adalah untuk mengetahui lipida (lemak),
dengan
bersandar pada sifat kelarutan lipid yang berbeda-beda
A.
Dasar Teori
Lipid
adalah nama golongan suatu senyawa organik yang meliputi sejumlah senyawa yang
terdapat dialam dan senyawa yang dapat larut dalam pelarut-pelarut organik
tetapi sukar karut atau tidak larut dalam air. Lipid cenderung larut dalam
pelarut organik, misalnya eter dan kloroform dan merupakan senyawa yang
heterogen dari jaringan, sifat ini yang membedakannya dengan karbohidrat,
protein, asam nukleat, dan kebanyakan molekul hayati lainnya. Lipid dapat
diperoleh dari hewan maupun tumbuhan dengan cara ekstraksi menggunakan alkohol
panas, eter, dan pelarut lemak yang lainnya. (Robinson, trevor : 1995)
Para
ahli biokimia sepakat bahwa lemak dan senyawa organik lain yang mempunyai sifat
fisika seperti lemak dimasukan dalam satu kelompok yang disebut lipid, adapun sifat
fisika yang dimaksudkan adalah:
1.
Tidak
larut dalam air, tetapi larut dalam satu atau lebih dari satu pelarut organik
misalnya eter, aseton, kloroform, benzena yang sering disebut juga pelarut
lemak.
2.
Ada
hubungan dengan asam-asam lemak atau esternya
3.
Mempunyai
kemungkinan digunakan oleh makhluk hidup. (Poedjiadi, Anna : 1994).
Senyawa-senyawa
yang termasuk kedalam lipid ini terbagi dalam beberapa golongan, Bloor membagi
golongan lipid kedalam tiga golongan besar, yakni:
1.
Lipid
sederhana, yaitu ester asam lemak yang mempunyai gugus tambahan contohnya lemak, gliserida atau lilin
2.
Lipid
gabungan, yaitu ester asam lemak yang mempunyai gugus tambahan, contohnya
fosfolipid dan serebrosida
3.
Derivat lipid, yaitu senyawa yang dihasilkan
dari hidrolisis lipid.contohnya asam lemak, gliserol, sterol
Disamping
itu berdasarkan sifat kimia yang penting, lipid dapat dibagi kedalam dua
golongan besar yaitu lipid yang dapat disabunkan dan lipid yang tidak dapat
disabunkan, yaitu tidak dapat dihidrolisis dengan basa. Contohnya steroid.
(Poedjiadi, Anna : 1994).
Menurut
komposisi kimia, klasifikasi lipid yang penting yaitu:
1. Lipid sederhana
a. Lemak netral
Monogliserida,
digliserida dan trigliserida (ester asam lemak dengan gliserol)
b. Ester asam lemak dengan alkohol berberat
tinggi
·
Malam
·
Ester
sterol
·
Ester
nonsterol
·
Ester
vitamin A dan ester vitamin D
c. Lipid majemuk
·
Fosfolipid
·
Lipoprotein
d. Lipid turunan
·
Asam
lemak
·
Sterol:
ü Kolesterol
ü Hormon steroid
ü Vitamin D
ü Garam empedu
·
Lain
– lain :
ü Karotenoid dan vitamin A
ü Vitamin E
ü Vitamn K (Almatsier, Sunita : 2009)
Minyak dan lemak merupakan sumber energi
yang lebih efektf dibandingkan dengan karbohidrat dan protein. Minyak atau
lemak khususnya minyak nabati mengandung asam-asam lemak esensial seperti asam
linoleat, lenolenat dan arkidonat yang dapat mencegah penyempitan pembuluh
darah akibat penumpukan kolesterol minyak dan lemak juga merupak sumber bagi
pelarut vitamin-vitamin seperti A, D, E dan K. Hampir semua bahan pangan banyak
mengandung lemak dan minyak, terutama makanan yang berasal dari hewan, lemak
pada jaringan hewan terdapat pada jaringan adiposa sementara dalam tanaman
lemak disintesi dari satu molekul gliserol menjadi tiga moleku asam lemak yang
terbentuk dari kelanjutan oksidasi karbohidrat dalam proses resfirasi.
(Winarno, F. G. : 1991)
Dan kolesterol lemak yang tinggi yaitu
sekitar 185 mg, sedangkan putih telur tidak mengandung lemak tinggi seperti
halnya kuning telur, tetapi mengandung protein. Kandungan didalam beberapa
telur, diantaranya:
a.
Telur
ayam kampung: per seratus gram nya memiliki kandungan 174 kalori; 10,8 gram
protein; 4,9 zat besi dan 61,5 gram retinol (vitamin A)
b.
Telur
ayam negeri: per seratus gram nya memiliki kandungan 162 kalori; 12,8 gram
protein; 11,9 gram lemak, dan 0,7 gram karbohidrat
c.
Telur
bebek: per seratus gram nya memiliki kandungan 189 kalori; 13,1 gram protein;
14,3 gram lemak, dan 0,8 gram karbohidrat. (http://kompasiana.com
diakses tanggal 14 september 2013).
Pencernaan lemak hampir semua lemak
dalam suatau bilangan mencapai usus halus dalam kondisi sepenuhnya belum
tercerna. Hidrolisis lemak adalah permasalahan khusus karena molekul lemak
tidak larut dalam air. Garam empedu dari kantung empedu disekresikan kedalam
lapisan duodenum akan melapisi doplet-doplet lemak yang sangat kecil maka luas
permukaan lemak yang besar menjadi terpapar ke lipase, enzim yang
menghidrolisis molekul lemak. Denga demikian makromolekul dari makanan secara
sempurna dihidrolsis menjadi monomer komponen penyusunnya ketika peristaltis mencampur
kim dan getah pencernaan didalam usus halus. (Campbell : 2004).
B.
Alat Dan Bahan
No
|
Alat
|
Bahan
|
1.
|
Gelas
kimia
|
Kuning telur mentah:
·
Telur
ayam kampumg
·
Telur
bebek
·
Telur
ayam negri
|
2.
|
Kertas
saring
|
Alkohol
|
3.
|
Batang
pengaduk
|
Eter
|
4.
|
Tabung
reaksi
|
Aseton
|
5.
|
Penangas
uap
|
Klorofoam
|
C.
Prosedur Kerja
D.
Hasil Pengamatan
No.
|
Zat Uji
|
Setelah ditambahkan etanol
dan eter
|
Setelah didiamkan selama 10
menit
|
Setelah dipastakan dan
tidak ditambahkan air dan etanol
|
Setelah dipastakan dan
ditambahkan air dan etanol
|
Setelah dikocok dan
didiamkan
|
1.
|
Keterangan:
Setelah kuning telur, etanol & eter diaduk, terbentuk 2
lapisan. Lapisan atas berwarna kuning cerah, lapisan bawah endapan warna krem.
|
Keterangan:
Kemudian setelah didiamkan 10 menit
terdapat 2 lapisan dimana lapisan atas yg berwarna
kuning lebih banyak di banding lapisan bawah yg berupa endapan putih tulang.
|
Keterangan:
Setelah di
jadikan pasta lalu di goreskan pada kertas saring, tampak kertas menjadi trasparan dan ada gumpalan berwarna kuning pucat.
|
Keterangan:
Pasta kemudian dicampur etanol & air lalu digoreskan
pada kertas saring. Hasilnya yaitu kertas menjadi lebih
trasparan di banding yg tidak di tambahkan air+etanol.
|
Keterangan: Setelah dikocok dan didiamkan, terbentuk
satu lapisan yg berwarna kuning pucat dan tidak ada endapan.
|
|
2.
|
Telur Ayam Negeri
|
Keterangan:
Setelah kuning telur, etanol & eter diaduk, terbentuk 2
lapisan. Lapisan atas berwarna kuning bening, & lapisan bawah terdapat
endapan berwarna kuning keruh.
|
Keterangan:
Kemudian setelah di diamkan selama 10 menit terdapat 2
lapisan, dimana lapisan atas berwarna kuning bening &
lapisan bawah terdapat endapan berwarna putih tulang.
|
Keterangan:
Setelah di
jadikan pasta lalu di goreskan pada kertas saring, tampak kertas menjadi sedikit trasparan & ada gumpalan berwarna kuning.
|
Keterangan:
Pasta kemudian dicampur etanol & air lalu digoreskan
pada kertas saring. Hasilnya yaitu kertas saring menjadi transparan & ada gumpalan
berwarna kuning.
|
Keterangan:
Setelah dikocok dan didiamkan terdapat 2 lapisan. Lapisan atas berwarna kuning keruh dan
lapisan bawah berupa endapan.
|
3.
|
Telur Ayam Kampung
|
Keterangan:
Setelah kuning telur, etanol & eter diaduk, terdapat 2 lapisan. Lapisan atas berwarna kuning & lapisan bawah terdapat endapan yang berwarna
kuning pucat/muda.
|
Keterangan:
Kemudian sesudah di diamkan selama 10 menit terdapat 2 lapisan. Lapisan
atas berwarna kuning, sedang warna lapisan bawah kuning pucat.
|
Keterangan:
Setelah
dipastakan lalu di goreskan pada kertas saring, tampak kertas saring yang tidak terlalu transparan & warnanya lebih kuning.
|
Keterangan:
Pasta kemudian dicampur etanol & air lalu digoreskan
pada kertas saring. Hasilnya kertas saring yang transparan & berwarna kuning.
|
Keterangan:
Setelah dikocok dan didiamkan, terbentuk satu lapisan yg berwarna kuning pucat dan
tidak ada endapan.
|
E.
Pertanyaan dan Jawaban
1. Ambil sedikit zat pada pasta yang sudah
dikeringkan dan kocoklah dengan air lalu dengan alkohol didalam tabung reaksi,
bagaimana hasilnya?
Jawaban
:
Pada percobaan yang
kami lakukan hasil yang didapatkan adalah tidak terjadi endapan pada campuran
air, etanol dan pasta tersebut. Hal ini menunjukan bahwa air, etanol dan pasta
yang berupa lipid tidak terpisah walaupun berdasarkan litertur yang ada air dan
lemak tidak mungkin larut dalam air
2. Oleskan zat yang dikeringkan tadi pada
kertas dan biarkan 10 menit ditempat panas lalu lihatlah kertas tersebut dengan
mengarahkannya kearah cahaya, bagaimana kesimpulan anada tentang zat tersebut?
Jawaban :
Hasil yang kami
dapatkan pada olesan pasta dikertas saring adalah kertas saring menjadi
transparan, hal itu menandakan adanya lemak pada pasta tersebut krena memang
pasta tersebut memang telah menjadi lipid
F.
Pembahasan
Percobaan
ini bertujuan untuk mengisolasi beberapa jenis lipida dari kuning telur. Pada
percobaan yang kami lakukan proses pertama yang ingin didapatkan adalah lapisan
lemak. Kami mendapatkan dua lapisan pada gelas kimia, lapisan atas yang
terlihat seperti minyak adalah lipid (lemak) dan endapan bawah adalah protein.
Lalu unuk melihat ada tidaknya lemak, pasta hasil percobaan dioleskan pada
kertas saring dan amati apakah kertas tersebut menjadi transparan atau tidak.
Dan setelah dipanaskan dibawah sinar matahari selama sepuluh meneit kertas
saring tersebut menjadi transparan, itu artnya pasta tersebut adalah lemak
(lipid).
Sisa
pasta selanjutnya ditambahkan dengan air dan etanol lalu oleskan lagi pada
kertas saring yang berbada, berikan perlakuan yang sama lau bandingkan kertas
saring mana yang lebih transparan. Dan hasilnya adalah kertas saring pada
percobaan awal lebih transparan, hal ini sesuai dengan apa yang terdapat pada
dasar teori bahwa lipid yang tidak dicampurkan dengan air dan alkohol akan
membuat kertas saring lebih transparan karena lipid atau tersebut masih
murni/lemak murni. Selanjutnya masukan pasta kedalam tabung reaksi dan amati
apakah terjadi emdpan setelah dibiarkan selama beberapa menit, dan hasil yang
kami dapatkan tidak ada endapan dari caampuran pasta lipid, air dan etanol
tersebut. Hal ini tidak sesuai dengan apa yang ada pada literatur yang
menyatakan bahwa lemak tidak mungkin menyatu atau larut dalam air karena
pelarut lemak adalah alkohol.
Namun
pada percobaan yang kami lakukan tidak didapatkan endapan hal tersebut
sepertinya dipengaruhi oleh komposis bahan percobaan yang kami tambah menjadi
dua kali lipat, sedangkan waktu yang digunakan sama seperti waktu pada
percobaan biasanya sehingga lemak dan air membutuhkan waktu yang lebih lama
untuk berpisah.
G.
Daftar Pusataka
Almatsier, sunita. 2009. Ilmu Gizi.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-Dasar
Biokimia. Jakarat: Universitas Indonesia
Robinson, Trevor. 1995. Kandungan Organik
Tumbuhan Tinggi. Bandung: ITB
Winarso, F. G., 1991. Kimia Pangan Dan
Gizi. Jakarta: PT. Gramedia
Campbell, Neil A., 2004. Biologi Jilid
3. Jakarta: Penerbit Erlangga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar